Berita Dunia Terkini – Palau, sebuah negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik, dikenal luas karena kekayaan lautnya yang luar biasa serta perairan biru kehijauan yang menjadi magnet bagi para penyelam dari seluruh dunia. Namun, di balik keindahan alamnya, Palau menyimpan sebuah kisah unik tentang ibu kotanya, Ngerulmud—sebuah kota administratif yang hampir tidak di kenal oleh dunia internasional.
Ngerulmud: Ibu Kota yang Terlupakan
Sejak resmi di nyatakan sebagai ibu kota Palau pada 7 Oktober 2006, Ngerulmud sering di sebut sebagai salah satu ibu kota negara dengan populasi terkecil di dunia. Julukan seperti “kota hantu” pun tak jarang di sematkan oleh pengamat luar karena suasananya yang sunyi dan sepi, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang biasanya di miliki ibu kota negara lain.
Letak Geografis dan Asal-usul Nama
Ngerulmud terletak di timur laut Pulau Babeldaob, pulau terbesar dan utama di gugusan negara Palau. Meskipun Babeldaob mencakup sekitar 70% dari luas daratan Palau, wilayah ini masih minim penghuninya dan belum berkembang seperti Pulau Koror di sebelah barat daya yang menjadi pusat ekonomi dan kepadatan penduduk.
Secara administratif, Ngerulmud berada di Negara Bagian Melekeok, sebuah kawasan alami dengan hutan tropis lebat dan perbukitan hijau yang menghadap langsung ke Samudra Pasifik. Nama “Ngerulmud” sendiri memiliki arti unik dalam bahasa Palau: “tempat ikan bidadari yang difermentasi”, mengacu pada tradisi kuno di mana wanita setempat mempersembahkan ikan kepada dewa-dewa.
Dari Koror ke Ngerulmud: Proyek Ambisius
Sebelumnya, ibu kota Palau adalah Koror, kota terbesar sekaligus pusat segala aktivitas. Namun, konstitusi Palau tahun 1981 menetapkan bahwa ibu kota harus di pindahkan ke Babeldaob demi pemerataan pembangunan. Proyek pembangunan ibu kota baru pun di mulai pada 1986, namun sempat terhenti karena keterbatasan dana dan sumber daya.
Baru pada awal 2000-an, pembangunan di lanjutkan dengan bantuan pinjaman sebesar $20 juta dari Taiwan. Kompleks ibu kota ini di rancang dengan megah: terdiri dari tiga bangunan utama—legislatif, eksekutif, dan yudikatif—yang di hubungkan oleh alun-alun terbuka dan terinspirasi dari desain gedung Capitol di Amerika Serikat.
Kota Tanpa Penghuni Tetap
Meski telah di bangun dengan biaya lebih dari $45 juta, Ngerulmud tetap sepi. Bahkan menurut sensus tahun 2020, hanya sekitar 318 jiwa yang tinggal di Negara Bagian Melekeok, dan nyaris tidak ada yang bermukim permanen di area ibu kota itu sendiri. Para pegawai pemerintahan lebih memilih tinggal di Koror dan melakukan perjalanan harian sejauh 20 km ke kantor mereka di Ngerulmud.
Ibu Kota yang Sulit Diakses
Tidak seperti ibu kota lain, Ngerulmud tidak memiliki fasilitas penunjang kehidupan kota pada umumnya. Tidak ada pusat perbelanjaan, restoran, atau hiburan yang berarti. Bandara terdekat berada di kota Airai, dekat Koror, sehingga transportasi ke ibu kota masih sangat terbatas. Akibatnya, banyak diplomat dan pejabat luar negeri lebih memilih berkantor di Koror.
Masalah Desain dan Biaya Operasional
Selain sepi, bangunan di Ngerulmud juga menghadapi masalah teknis. Laporan dari The Wall Street Journal pada tahun 2013 menyebutkan bahwa gedung-gedung pemerintahan mengalami kebocoran ventilasi dan jamur akibat desain yang tidak cocok dengan iklim tropis. Bahkan kantor pos yang di buka pada 2011. Ditutup hanya dua tahun kemudian karena biaya operasional mencapai lebih dari $30.000, jauh lebih tinggi di banding pendapatan tahunannya yang hanya $2.000.
Pariwisata dan Ekonomi Masih Terpusat di Koror
Ekonomi Palau sangat bergantung pada sektor pariwisata, perikanan, dan pertanian subsisten. Sayangnya, potensi wisata belum sepenuhnya di kembangkan di Babeldaob. Sementara Koror dan sekitarnya masih menjadi pusat utama aktivitas ekonomi dan pariwisata, terutama untuk penyelaman dan snorkeling.
Simbol Kedaulatan dan Identitas Nasional
Meski menghadapi kritik, pemerintah Palau tetap memandang Ngerulmud sebagai simbol identitas nasional dan kedaulatan. Kota ini merepresentasikan tekad Palau untuk membangun masa depan sendiri, lepas dari bayang-bayang masa kolonial. Beberapa acara penting seperti Forum Kepulauan Pasifik ke-45 (2014) dan KTT Presiden Mikronesia ke-16 (2016) juga pernah di gelar di sini.
Penutup: Antara Simbolisme dan Realitas
Ngerulmud adalah potret kontras antara ambisi nasional dan kenyataan praktis. Ia megah namun sunyi, simbolis namun belum berfungsi optimal secara sosial dan ekonomi. Meski demikian, keberadaannya tetap menjadi bab penting dalam perjalanan sejarah modern Palau—negara kecil yang berani bermimpi besar.
Sumber : Youtube.com