Dari Krisis di Seoul hingga Tragedi di Gaza: Dunia dalam SorotanDari Krisis di Seoul hingga Tragedi di Gaza: Dunia dalam Sorotan

Berita Dunia Terkini –  Tragedi di Gaza Dunia kembali di guncang dua peristiwa besar yang mencerminkan betapa tipisnya batas antara harapan dan bencana. Dari hiruk-pikuk pemilu Korea Selatan pasca-pemakzulan presiden, hingga distribusi bantuan di Gaza yang justru berujung maut, inilah dua cerita besar dunia dalam 24 jam terakhir.

Pilpres Korea Selatan: Dari Kekosongan Kekuasaan Menuju Pertarungan Dua Ideologi

Korea Selatan sedang bersiap menyambut pemilu luar biasa pada 3 Juni 2025 sebuah peristiwa politik besar yang lahir dari krisis konstitusional terdalam dalam sejarah negeri ginseng itu. Presiden Yoon Suk Yeol resmi di makzulkan pada 4 April 2025 setelah mendeklarasikan darurat militer, sebuah langkah yang memicu protes besar-besaran dan merusak stabilitas negara.

Dua kandidat kuat kini berada di garis depan: Lee Jae-myung, mantan ketua Partai Demokrat yang progresif, dan Kim Moon-soo, tokoh konservatif dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP). Uniknya, kedua rival ini pernah berdiri di barisan yang sama sebagai aktivis buruh dan pejuang demokrasi di masa lalu. Kini mereka bersaing, bukan di jalanan, tapi di arena demokrasi.

Situasi politik yang tak menentu membuat perekonomian Korea Selatan terpuruk. Dunia bisnis dan investor menahan napas, menanti siapa yang akan membawa angin perubahan atau justru badai politik yang lebih dahsyat.

Gaza: Bantuan Kemanusiaan yang Berubah Jadi Neraka

Sementara itu, di sisi lain dunia, bencana kemanusiaan kembali menimpa warga Gaza. Alih-alih membawa harapan, bantuan makanan dari Amerika Serikat justru menjadi awal dari tragedi baru. Setidaknya 32 warga Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke kerumunan warga yang tengah mengantre bantuan di Rafah dan Gaza tengah.

Menurut otoritas kesehatan Palestina, sebagian besar korban mengalami luka tembak di kepala dan dada indikasi bahwa tembakan dilakukan secara terarah. “Ini bukan di stribusi bantuan. Ini adalah jebakan maut,” kata salah satu pejabat setempat.

Israel dan organisasi kemanusiaan sebelumnya mengklaim lokasi di stribusi sudah di koordinasikan. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Rakyat Gaza yang sudah putus asa karena kelaparan kini harus berhadapan dengan peluru simbol brutal dari krisis kemanusiaan tanpa ujung.

Indonesia Pantau Pemilu Korea Selatan: Diplomasi di Tengah Ketidakpastian

Menanggapi gejolak politik di Korea Selatan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul bergerak cepat. Zelda Wulan Kartika, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul, menegaskan bahwa pihaknya menjalin komunikasi dengan semua pihak, termasuk kedua kandidat presiden.

“Diplomasi kami tetap aktif dengan pemerintah sekarang, tapi juga terbuka dengan kandidat oposisi. Kami pastikan stabilitas hubungan bilateral tetap terjaga,” ujarnya kepada jurnalis Indonesia.

Korea Selatan adalah mitra strategis bagi Indonesia, baik secara ekonomi maupun teknologi. Oleh karena itu, siapa pun yang terpilih nanti, arah hubungan kedua negara menjadi perhatian besar pemerintah RI.

Catatan Akhir: Harapan yang Terluka

Kedua cerita ini tentang pemilu dan bantuan kemanusiaan sejatinya berbicara tentang satu hal: harapan. Di Korea Selatan, rakyat berharap pada pemimpin baru setelah kekecewaan terhadap yang lama. Di Gaza, rakyat berharap pada sekarung bantuan sebagai penyambung hidup. Tapi ketika harapan tak di iringi kebijaksanaan, dunia hanya menyaksikan satu hal: luka yang terus menganga.

Sumber : tempo.com

By ALEXA