Berita Dunia Terkini – Tiongkok atau Cina, secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Tiongkok, adalah salah satu negara paling berpengaruh di dunia saat ini. Terletak di Asia Timur, negara ini memiliki populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, menjadikannya negara terpadat kedua di dunia. Dengan luas wilayah mencapai 9,69 juta km², Cina juga tercatat sebagai negara ketiga terbesar secara geografis. Ibu kotanya, Beijing, merupakan pusat politik, budaya, dan pendidikan nasional.
Beijing: Jantung Politik dan Budaya Tiongkok
Beijing bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga rumah bagi ikon-ikon sejarah seperti Tembok Besar Tiongkok, Kota Terlarang, dan Lapangan Tiananmen. Kota ini memegang peran penting dalam mengarahkan masa depan negara, dengan kantor presiden, perdana menteri, dan markas besar Partai Komunis Tiongkok (PKT) terletak di sini.
Keyakinan dan Ritual: Tradisi yang Masih Kuat
Mayoritas penduduk Tiongkok menganut ajaran Buddha. Dalam praktik keagamaannya, terdapat kepercayaan kuat terhadap benda-benda sakral seperti patung Buddha, relik, abu jenazah suci, dan air dari kuil tertentu. Beberapa orang bahkan rela mengantre berjam-jam, membayar mahal, atau melakukan tindakan ekstrem demi keberuntungan. Namun, tak sedikit pula yang menjalankan ritual secara turun-temurun tanpa memahami maknanya secara mendalam.
Bahasa dan Musim di Negeri Tirai Bambu
Bahasa resmi Tiongkok adalah Mandarin Standar atau Putonghua. Bagi banyak orang, terutama penutur non-Tionghoa, bahasa ini dikenal sebagai salah satu bahasa tersulit di dunia. Dari sisi iklim, Cina memiliki empat musim: semi, panas, gugur, dan dingin, berbeda dengan Indonesia yang hanya memiliki dua musim.
Perjalanan Politik dan Sistem Pemerintahan
Republik Rakyat Tiongkok didirikan pada tahun 1949 setelah perang saudara yang panjang. Sejak saat itu, negara ini dipimpin oleh satu partai tunggal, yaitu Partai Komunis Tiongkok. Meski secara ideologi menganut komunisme, praktik ekonominya banyak mengadopsi kapitalisme pasar.
Gaya Hidup: Dari Tradisi ke Tren Modern
Gaya hidup masyarakat Tiongkok sangat beragam, bergantung pada lokasi, usia, dan status sosial. Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, ritme hidup cepat dan penuh tekanan. Fenomena kerja 996 (jam 9 pagi hingga 9 malam, 6 hari seminggu) menjadi hal umum.
Keluarga tetap menjadi nilai utama dalam budaya Cina. Banyak generasi tinggal dalam satu rumah, terutama di pedesaan. Kepercayaan terhadap pengobatan tradisional, konsep yin-yang, serta makanan sehat menjadi bagian dari keseharian.
Teknologi dan Konsumerisme di Era Digital
Tiongkok dikenal sebagai raksasa e-commerce. Masyarakatnya gemar berbelanja online di platform seperti Taobao dan JD.com. Dompet digital seperti Alipay dan WeChat Pay sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk pembelian kecil sekalipun.
Budaya Pop dan Pengaruh Global
Anak muda Tiongkok sangat terpapar oleh budaya Barat dan Korea Selatan. K-pop, drama Korea, hingga kosmetik Korea memiliki pengaruh besar di sana. Namun, pemerintah Tiongkok aktif membatasi konten asing dan mempromosikan budaya lokal sebagai bagian dari kampanye revitalisasi nasional dan soft power.
Produk KW dan Industri Manufaktur
Tiongkok dikenal luas sebagai produsen barang tiruan berkualitas tinggi. Industri manufakturnya yang besar memungkinkan produksi massal barang-barang KW, mulai dari fashion hingga elektronik. Meski begitu, Tiongkok juga menjadi pusat manufaktur global karena biaya produksi yang rendah dan infrastruktur yang mumpuni.
Sistem Ekonomi: Sosialisme dengan Wajah Kapitalis
Meski menganut sistem komunis, Cina telah melakukan reformasi ekonomi sejak akhir 1970-an. Hasilnya, mereka berhasil mengangkat ratusan juta orang dari kemiskinan dan kini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia. Kelas menengah pun tumbuh pesat, terutama di kota-kota besar seperti Shanghai, Beijing, dan Shenzhen.
Ketimpangan dan Kontrol Pemerintah
Namun, kesejahteraan belum di rasakan merata. Ketimpangan antara kota dan desa masih tinggi. Selain itu, kontrol pemerintah terhadap internet, media, dan kebebasan berpendapat sangat ketat. Kebebasan pribadi sering kali di korbankan demi stabilitas dan pembangunan.
Tiongkok: Negara Maju atau Berkembang?
Meski telah menjadi kekuatan ekonomi global, Tiongkok masih mengklaim status sebagai negara berkembang. Pemerintahnya menekankan bahwa PDB per kapita masih rendah dan masih banyak wilayah yang tertinggal dalam pembangunan. Oleh karena itu, Tiongkok lebih tepat disebut sebagai “negara dalam transisi” antara berkembang dan maju.
Hukum dan HAM: Tegas Tapi Sarat Kritik
Dalam penegakan hukum, Tiongkok sangat tegas terhadap pelanggaran yang di anggap mengancam stabilitas nasional seperti korupsi, narkoba, dan kejahatan berat. Hukuman mati masih di terapkan. Namun, sistem peradilan sering di kritik karena kurangnya independensi, transparansi, dan perlindungan hak asasi manusia.
Penutup: Raksasa yang Masih Tumbuh
Tiongkok adalah negara yang kompleks dan penuh kontras. Di satu sisi, negara ini berhasil mencetak prestasi luar biasa dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Namun di sisi lain, masih menghadapi tantangan besar dalam hal kesetaraan, kebebasan, dan transparansi. Masa depan Cina akan terus menjadi sorotan dunia, baik sebagai kekuatan ekonomi maupun sebagai penentu arah geopolitik global.
Sumber : Youtube.com