Berita Dunia Terkini –Taipei — Militer Taiwan kembali menunjukkan kesiapan mereka menghadapi potensi ancaman dari Tiongkok dengan menggelar latihan tempur skala besar yang melibatkan tank tempur utama M1A2T Abrams buatan Amerika Serikat. Untuk pertama kalinya, Taiwan menampilkan tank Abrams dalam skenario pertempuran terbuka sejak menerima pengiriman unit tersebut dari Washington.
Militer Taiwan menggelar latihan ini di pangkalan militer di Taiwan selatan sebagai bagian dari rangkaian latihan tahunan Han Kuang. Dalam latihan tersebut, mereka mensimulasikan serangan skala penuh dari pasukan Tiongkok dan mengerahkan tank Abrams untuk mendukung pertahanan pantai, pertempuran kota, serta tembakan langsung ke arah musuh.
Tingkatkan Daya Gentar
Pemerintah Taiwan menyebut penggunaan tank Abrams sebagai langkah strategis untuk memodernisasi alat utama sistem senjata dan meningkatkan kemampuan pertahanan darat. Dengan persenjataan canggih dan teknologi sensor mutakhir, M1A2T Abrams memberikan keunggulan signifikan di medan perang, jauh melampaui tank-tank lama seperti CM11 dan CM12 yang sebelumnya digunakan militer Taiwan.
“Ini bukan hanya soal memperkuat pertahanan, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa Taiwan serius menjaga kedaulatan dan keamanan wilayahnya,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan.
Dukungan AS Semakin Terlihat
Pemerintah AS menyetujui paket penjualan senjata senilai lebih dari USD 2 miliar pada tahun 2019, termasuk pengadaan tank M1A2T Abrams. Washington juga menegaskan kembali komitmen mereka untuk membantu Taiwan mempertahankan diri di tengah tekanan militer yang terus meningkat dari Beijing.
Beberapa pengamat militer menilai kehadiran tank Abrams sebagai pesan politik yang kuat. “Tank Abrams bukan hanya mesin tempur, tetapi simbol nyata dari hubungan strategis antara Taiwan dan Amerika,” kata seorang analis pertahanan di Taipei.
Tanggapan Beijing
Tiongkok, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, langsung mengecam latihan tersebut. Kementerian Luar Negeri Tiongkok menuduh Taiwan bertindak provokatif dan menyalahkan Amerika Serikat karena menjual senjata yang memperburuk ketegangan.
Namun, pihak Taiwan menegaskan bahwa mereka hanya melakukan latihan untuk tujuan pertahanan, bukan agresi. Presiden Tsai Ing-wen juga menekankan bahwa Taiwan tidak akan memulai konflik, namun akan tetap bertindak jika menerima serangan.
Penutup
Taiwan menggunakan latihan tempur ini sebagai bukti nyata komitmen mereka dalam memperkuat pertahanan nasional. Dengan teknologi canggih dan kerja sama militer yang semakin erat bersama Amerika Serikat, Taiwan menyampaikan pesan tegas: mereka siap menjaga kedaulatan, kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
Sumber : CNN NEWS