Berita Dunia Terkini – Rusia kembali meningkatkan eskalasi perang dengan Ukraina melalui serangan udara masif yang melibatkan 595 drone tempur. Dalam waktu singkat, Rusia mengirim armada drone untuk menghantam berbagai infrastruktur penting di Ukraina. Serangan ini menjadi salah satu yang terbesar sejak Rusia memulai invasi pada 2022.
Skala Serangan yang Belum Pernah Terjadi
Rusia menggunakan sebagian besar drone jenis Shahed buatan Iran, lalu memodifikasinya agar lebih efektif. Mereka meluncurkan drone-drone tersebut ke berbagai kota besar seperti Kyiv, Kharkiv, dan Dnipro. Serangan ini menargetkan pembangkit listrik, gudang senjata, jalur kereta api, serta kawasan permukiman.
Pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh ratusan drone, namun ratusan lainnya tetap berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan kerusakan besar. Dampak dari serangan ini terasa di hampir seluruh wilayah timur dan selatan Ukraina.
Dampak Terhadap Infrastruktur dan Warga Sipil
Drone-drone Rusia menghantam lebih dari 30 fasilitas penting. Ledakan-ledakan tersebut menghancurkan gardu listrik, mengganggu pasokan energi, dan membuat jalur distribusi bantuan terputus. Beberapa kota seperti Kyiv dan Zaporizhzhia mengalami pemadaman listrik selama berjam-jam.
Di kota Odesa dan Mykolaiv, drone menghantam area padat penduduk dan menewaskan sedikitnya 27 warga sipil. Tim penyelamat mengevakuasi ribuan orang ke lokasi yang lebih aman, sementara rumah sakit setempat kewalahan menangani korban luka.
Tanggapan Ukraina dan Komunitas Internasional
Presiden Volodymyr Zelenskyy secara tegas mengecam serangan ini. Ia menuduh Rusia melakukan teror terhadap rakyat Ukraina dan meminta dukungan tambahan dari negara-negara Barat. Zelenskyy secara khusus meminta bantuan sistem pertahanan udara baru untuk menghadapi serangan serupa di masa depan.
Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa langsung menyuarakan kecaman mereka terhadap Rusia. Para pemimpin NATO mendesak negara-negara anggota untuk mempercepat pengiriman bantuan militer ke Ukraina dan memperluas sanksi terhadap Moskow.
Analisis Strategi Rusia
Militer Rusia terus mengandalkan drone karena biayanya lebih murah dan tingkat risikonya lebih rendah dibandingkan serangan konvensional. Mereka mencoba menekan Ukraina secara psikologis dan merusak semangat perlawanan rakyat dengan menghancurkan fasilitas vital.
Beberapa analis militer menilai bahwa Rusia mulai kehabisan opsi di medan tempur, sehingga mereka memilih taktik penekanan total terhadap infrastruktur dan warga sipil. Strategi ini bertujuan mempercepat kehancuran sistemik Ukraina tanpa mengorbankan banyak pasukan di garis depan.
Penutup
Rusia menunjukkan peningkatan agresi yang signifikan melalui serangan 595 drone terhadap Ukraina. Serangan ini menyebabkan kerusakan besar, menewaskan warga sipil, dan memperburuk krisis kemanusiaan. Ukraina terus berjuang mempertahankan wilayahnya, sementara dukungan internasional menjadi kunci untuk menghadapi ancaman yang semakin serius.
Konflik ini masih jauh dari kata selesai. Dunia perlu mengambil langkah nyata untuk menghentikan kekerasan dan mendorong jalan menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Sumber : CNN NEWS