Berita Dunia Terkini – Di tengah lautan, 8 km dari daratan utama Singapura, terdapat pulau kecil bernama Semakau Island. Pulau tersebut, meskipun tidak bersinar dengan kemegahan gedung pencakar langit atau hiruk-pikuk kehidupan urban, memainkan peran vital dalam pengelolaan sampah Singapura.
Berukuran 350 hektar, Semakau Island berfungsi sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Singapura dan merupakan bagian penting dari upaya negara untuk menjaga kebersihan serta keberlanjutan lingkungan.
Sejak di bangun pada tahun 1999, pulau telah menjalani dua fase pembangunan untuk memenuhi kebutuhan pembuangan sampah Singapura.
Fase pertama di rancang untuk menampung sampah hingga tahun 2010. Namun, volume sampah yang terus meningkat, fase kedua di perlukan untuk melanjutkan fungsi TPA tersebut.
Selama fase kedua, di bangun dinding pembatas sepanjang 7 km untuk memisahkan pulau dari lautan lepas. Struktur di rancang cermat untuk memastikan limbah sampah tidak meresap ke laut serta memastikan operasional pulau dengan dampak lingkungan berkurang.
Tantangan Pengelolaan Sampah di Negara Kecil
Singapura, dengan luas hanya 734,3 km², menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Jumlah penduduk yang terus berkembang serta gaya hidup konsumtif menyebabkan jumlah sampah yang di hasilkan setiap hari meningkat drastis.
Pada tahun 1970, Singapura menghasilkan sekitar 12.260 ton sampah per hari. Angka ini melonjak menjadi 8.741 ton per hari pada tahun 2021.
Untuk menangani tantangan tersebut, Singapura telah menerapkan sistem pengelolaan sampah efisien, termasuk regulasi ketat, pemilahan sampah, serta teknologi canggih.
Proses Pengolahan Sampah
Proses pengelolaan sampah di Singapura di mulai dengan pengumpulan dari seluruh pemukiman serta area kota menggunakan mobil khusus. Sampah di bawa ke pembakaran, sampah dibakar pada suhu ekstrem hingga 1.000 derajat Celsius.
Pembakaran mengurangi volume sampah hingga 90% serta menghasilkan energi listrik melalui turbin yang di gerakkan oleh panas pembakaran.
Pembakaran dilakukan hati-hati memastikan asap beracun disaring canggih sebelum di keluarkan dari cerobong asap setinggi 150 meter. Gas buang yang di hasilkan bersih dan aman berkat sistem filtrasi mutakhir.
Abu hasil pembakaran, sisa dari proses tersebut, di kumpulkan dan diangkut ke Semakau Island dengan kapal tongkang besar.
Setibanya di Semakau Island, abu di turunkan menggunakan eksavator hingga mobil khusus ke area yang telah di tentukan. Abu kemudian di campur dengan air untuk membentuk daratan baru.
Proses ini memungkinkan pembentukan daratan yang nantinya di lapis tanah, mendukung pertumbuhan rumput dan tanaman. Daratan baru, meskipun awalnya sisa pembakaran, akhirnya berkembang menjadi hamparan hijau subur.
Ekosistem yang Mencengangkan di Pulau Semakau
Menariknya, Semakau Island telah berevolusi menjadi ekosistem kaya serta beragam. Dengan penanaman rumput dan pohon, pulau kini menjadi habitat bagi berbagai spesies burung dan serangga.
Semakau Island bahkan menjadi salah satu lokasi terbaik untuk mengamati burung di Singapura serta sering dikunjungi oleh wisatawan penasaran dengan transformasi pulau dari tempat pembuangan sampah menjadi oase ekologis.
Kehadiran berbagai jenis burung dan serangga langka di pulau adalah bukti nyata bahwa lingkungan Semakau Island telah berkembang menjadi tempat sehat dan bermanfaat bagi kehidupan.
Singapura, meskipun merupakan negara kecil, menunjukkan kekuatan inovasi serta efisiensi dalam pengelolaan sampah. Dengan mengadopsi teknologi canggih, regulasi ketat, dan pendekatan berkelanjutan, negara ini tidak hanya menjaga kebersihan kotanya tetapi juga menciptakan solusi bermanfaat bagi lingkungan.
Segala Semakau Island adalah contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah efektif dapat menghasilkan hasil mengejutkan, membuktikan bahwa dari abu dapat muncul keajaiban ekologis manfaat jangka panjang.
Sumber : Youtube