Berita Dunia Terkini – Pernahkah Anda mendengar tentang Republik Demokratik Arab Sahrawi? Negara ini, juga di kenal sebagai Republik Sahrawi atau Sahara Barat, terletak di kawasan Afrika Barat, tepatnya di wilayah Maghreb. Meskipun telah lama berdiri, Republik Sahrawi terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan internasional yang lebih luas. Berikut adalah gambaran mengenai negara penuh perjuangan ini.
Republik Demokratik Arab Sahrawi merupakan entitas politik dengan pengakuan terbatas. Negara ini mengklaim sebagai negara merdeka dan berdaulat, namun pengakuan internasionalnya sangat terbatas. Hingga September 2022, Republik Sahrawi diakui oleh 85 negara, termasuk Ossetia Selatan, negara dengan pengakuan terbatas. Namun, dari jumlah tersebut, 39 negara telah membekukan atau menarik pengakuan mereka. Saat ini, Republik Sahrawi hanya di akui secara resmi oleh sekitar 46 negara anggota PBB.
Geografi dan Wilayah Sengketa
Secara geografis, Republik Demokratik Arab Sahrawi terletak di wilayah Sahara Barat, salah satu daerah paling kering di planet ini. Sahara Barat berbatasan dengan Samudera Atlantik Utara di barat laut dan memiliki luas sekitar 272.000 km². Dari total luas tersebut, sekitar 30% di kuasai oleh Republik Sahrawi, sementara 70% dikuasai oleh Maroko. Sengketa atas wilayah ini belum menemukan titik terang, dengan kedua belah pihak mengklaim sebagai penguasa sah.
Sahara Barat memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai suku serta kekuatan dominan. Wilayah ini awalnya dihuni oleh suku Sanhaja serta Lamtuna, kemudian oleh suku Berber. Pada abad ke-8, wilayah ini mulai dikuasai oleh orang Arab. Seiring waktu, Sahara Barat menjadi bagian dari berbagai kekuatan, termasuk Kekaisaran Ghana, dinasti Al Almoravid, dan Kekhalifahan Almohad. Kontak Eropa dengan Sahara Barat dimulai pada abad ke-15 dengan bangsa Portugis, diikuti oleh Spanyol dan Prancis.
Proklamasi Kemerdekaan
Pada tahun 1884, Spanyol mengklaim Sahara Barat sebagai protektorat hingga kemudian menjadikannya sebagai provinsi Sahara Spanyol pada tahun 1958. Namun, dengan gelombang dekolonisasi pada tahun 1970-an, Spanyol akhirnya mengeluarkan janji referendum kemerdekaan untuk Sahara Barat. Pada tahun 1975, Maroko dan Mauritania, yang mengklaim wilayah tersebut, melakukan aksi Green March dengan dukungan Amerika dan Prancis, memaksa Spanyol untuk meninggalkan wilayah tersebut.
Pada 27 Februari 1976, Front Polisario memproklamasikan Republik Demokratik Arab Sahrawi dan mendirikan pemerintahan di pengasingan di Aljazair. Hal ini memicu perang gerilya melawan Maroko, yang berlanjut hingga gencatan senjata pada tahun 1991. Meskipun PBB mengakui Front Polisario sebagai perwakilan sah dari rakyat Sahrawi serta hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, referendum yang di rencanakan hingga saat ini belum di laksanakan.
Fakta Menarik tentang Republik Sahrawi
- Asal Usul Nama: Nama “Sahrawi” dalam bahasa Arab berarti “penduduk padang pasir”, merujuk pada orang-orang dari wilayah Sahara Barat.
- Komposisi Etnis: Suku Sahrawi merupakan campuran keturunan Arab, Berber, serta penduduk Afrika Barat lainnya. Mereka umumnya penutur di alek bahasa Arab Hasania.
- Pemerintahan dalam Pengasingan: Republik Sahrawi beroperasi dari pengasingan di Tindouf, Aljazair, dengan presiden serta perdana menteri, biasanya di pegang oleh sekretaris jenderal Front Polisario.
- Keanggotaan Internasional: Meskipun tidak di akui secara universal, Republik Sahrawi adalah anggota penuh Uni Afrika sejak 1982.
- Populasi dan Pengungsi: Terdapat sekitar 30.000-40.000 orang Sahrawi di zona bebas Sahara Barat serta 90.000-165.000 pengungsi di kamp-kamp di Aljazair.
- Bendera Nasional: Bendera Republik Sahrawi terdiri dari tiga garis horizontal hitam, putih, dan hijau, dengan bintang dan bulan sabit merah, melambangkan harapan, perdamaian, kesedihan, dan darah para pejuang.
- Bahasa Resmi: Selain bahasa Arab, bahasa Spanyol juga menjadi bahasa kedua yang signifikan di Republik Sahrawi, mengingat pengaruh kolonial Spanyol.
Keadaan Ekonomi dan Sosial
Ekonomi Sahara Barat sangat bergantung pada perikanan, dengan sebagian besar penduduk terlibat dalam sektor ini. Pertambangan, pertanian, dan pariwisata juga berkontribusi, namun dalam skala lebih kecil. Pemerintah Maroko mengontrol seluruh kegiatan ekonomi di wilayah ini serta membangun tembok pertahanan sepanjang lebih dari 2.700 km, di kenal sebagai “berm” atau tembok pasir.
Republik Demokratik Arab Sahrawi menghadapi banyak tantangan serta realitas yang berat, namun tetap menjadi simbol perjuangan untuk pengakuan dan kemerdekaan di panggung internasional.
Sumber : Youtube