Rusia Hujani KyivBerita Dunia Terkini – Ratusan imam Yahudi di Amerika Serikat mengungkapkan penolakan keras terhadap rencana kontroversial Presiden Donald Trump yang berencana mengambil alih Gaza. Penolakan ini mencuat setelah pengumuman Trump bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tentang kebijakan yang menyatakan AS akan mengusir warga Palestina dari Gaza dan mengubah wilayah tersebut menjadi resor pantai. Tidak hanya para imam Yahudi, tetapi juga beberapa tokoh penting dari komunitas Yahudi, termasuk aktor Joaquin Phoenix dan penulis Tony. Kushner, ikut menyuarakan penentangan terhadap kebijakan ini.
Firaun Modern: Trump dan Kebijakan Gaza yang Kontroversial
Salah satu rabi yang menentang kebijakan ini bahkan mengkritik Trump dengan membandingkannya dengan Firaun Mesir kuno. Dalam pandangannya, Trump telah bertindak seperti seorang pemimpin yang merasa dirinya sebagai Tuhan, mengambil keputusan sepihak yang tidak hanya merugikan warga Palestina, tetapi juga bertentangan dengan ajaran agama Yahudi sendiri. Pernyataan ini menunjukkan betapa dalamnya ketidaksetujuan terhadap kebijakan yang di anggap tidak manusiawi tersebut.
“Trump merasa seperti Firaun, yang berusaha memaksakan kehendaknya dengan cara yang tidak adil dan tidak bermoral,” kata salah satu rabi yang terlibat dalam protes tersebut. Pendapat ini tentu saja memicu perdebatan sengit di kalangan komunitas internasional. Dengan sebagian besar menilai langkah Trump sebagai bentuk penindasan terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina.
Tanggapan Keras dari Komunitas Yahudi di AS
Langkah ini menjadi semakin mencolok mengingat dukungan yang datang dari ratusan rabi atau imam Yahudi di AS yang secara terbuka menolak rencana tersebut. Dalam pernyataan resmi, mereka menegaskan bahwa kebijakan yang di usulkan. Trump berlawanan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang di junjung tinggi oleh ajaran agama mereka. “Kami sebagai pemimpin komunitas Yahudi merasa berkewajiban untuk berbicara tegas dan menentang kebijakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar keadilan dan perdamaian,” ujar Cody Edgerly, direktur kampanye. In Our Name, yang mendukung aksi penolakan tersebut.
Penolakan ini datang lebih dari seminggu setelah pengumuman Trump yang mengejutkan dunia internasional, bahwa Gaza akan di kuasai AS dan di ubah menjadi sebuah resor pantai. Keputusan ini mengundang kecaman keras dari banyak pihak, termasuk politisi dari Partai Demokrat, sekutu internasional, dan badan-badan. PBB yang menilai langkah ini sebagai upaya pengusiran massal terhadap penduduk Palestina tanpa dasar hukum yang jelas.
Dukungan dari Tokoh-Tokoh Yahudi Terkenal
Selain rabi, beberapa tokoh Yahudi terkemuka di dunia hiburan dan seni juga menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap rencana Trump. Aktor Joaquin Phoenix, yang di kenal karena peran-perannya yang mendalam, dan penulis naskah Tony Kushner, yang terkenal dengan karyanya Angels in America, turut bergabung dengan ratusan rabi dalam menyuarakan penolakan terhadap kebijakan aneksasi Gaza. Komedian Ilana Glazer juga ikut mendukung aksi ini, menandakan bahwa penolakan terhadap kebijakan. Trump tidak hanya datang dari kalangan politisi, tetapi juga dari berbagai sektor masyarakat.
Mayoritas Publik AS Menentang Rencana Trump
Sebuah jajak pendapat baru yang di lakukan oleh Data for Progress menunjukkan bahwa 64 persen pemilih Amerika Serikat tidak setuju dengan rencana Trump mengenai Gaza. Angka ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang signifikan di kalangan masyarakat AS terhadap kebijakan luar negeri yang di ambil oleh pemerintahannya. Bahkan, survei oleh The Economist dan YouGov mencatat bahwa 35 persen pemilih dari Partai Demokrat kini lebih bersimpati terhadap. Palestina, jauh lebih tinggi di bandingkan dengan sembilan persen yang mendukung Israel.
Peningkatan simpati terhadap Palestina di kalangan pemilih Demokrat menggambarkan pergeseran sikap yang signifikan di kalangan publik Amerika. Terutama terkait dengan kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. Hal ini juga mencerminkan ketegangan yang semakin mendalam antara kebijakan pemerintah Trump dan pandangan sebagian besar rakyat Amerika, yang merasa bahwa pendekatan ini tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.
Pertanyaan Moral dan Kemanusiaan yang Harus Di jawab
Penolakan keras terhadap rencana Trump untuk Gaza menggambarkan adanya pertanyaan moral yang mendalam tentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Terutama dalam hal hak asasi manusia dan keadilan sosial. Apakah kebijakan yang di rancang untuk mengusir penduduk Palestina dari rumah mereka demi kepentingan ekonomi dan geopolitik adalah langkah yang sah dan adil? Atau apakah kebijakan ini hanya akan memperburuk ketegangan dan melanggengkan ketidakadilan di kawasan yang sudah lama di landa konflik?
Perdebatan ini akan terus berlanjut, namun jelas bahwa banyak pihak, baik dari komunitas Yahudi maupun kalangan masyarakat internasional. Yang merasa perlu untuk menentang kebijakan yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak dasar manusia.
Sumber : Sindows.com