Berita Dunia Terkini – Presiden Rusia, Vladimir Putin, tiba di Beijing pada Kamis, 16 Mei 2024, untuk memulai kunjungan dua hari yang menandai semakin kuatnya hubungan antara Rusia dengan China. Dalam suasana yang hangat, Vladimir Putin disambut oleh Presiden China, Xi Jinping, sebelum keduanya bergerak menuju Aula Besar Rakyat untuk memulai pertemuan mereka. Ini adalah kunjungan luar negeri pertama Vladimir Putin setelah terpilih kembali sebagai Presiden Rusia untuk kelima kalinya pekan lalu.
Kunjungan ini terjadi di tengah isolasi dari negara-negara Barat yang menjatuhkan sanksi berat akibat invasi Rusia ke Ukraina. Sebagai akibatnya, Rusia semakin mengandalkan China dalam hubungan perdagangan dan diplomasi.
Menurut laporan Kantor Berita Nasional China, Xinhua, pertemuan tersebut akan membahas berbagai isu, termasuk kelanjutan perang di Ukraina yang masih berkecamuk sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022. China sebelumnya telah menawarkan rancangan solusi damai pada 2023, meski tawaran ini tidak mencantumkan pengembalian wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memuji itikad baik China, namun Kiev menolak rancangan tersebut. Di sisi lain, Rusia menyambut positif proposal dari Beijing.
Simbol Kerja Sama Rusia China
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari China terkait kelanjutan negosiasi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Namun, pertemuan ini mencerminkan niat kedua negara untuk mempererat kerja sama di tengah situasi global yang tegang.
Di media sosial, warga China memuji pertemuan antara Vladimir Putin dengan Xi Jinping, bahkan menyebutnya sebagai pertemuan dua adidaya. Sementara itu, negara-negara Barat terus memberlakukan sanksi terhadap China, meskipun Beijing tidak secara langsung mengekspor senjata ke Rusia. Sebaliknya, China mengirimkan bahan-bahan baku serta peralatan yang dapat digunakan untuk membuat senjata, yang semakin memicu ketegangan dengan Barat.
Di tengah dinamika ini, Prancis mengambil langkah yang lebih berhati-hati dalam berdiplomasi dengan China, menunjukkan pendekatan yang lebih moderat di bandingkan dengan sanksi keras yang di terapkan oleh beberapa negara Barat lainnya.
Kunjungan Vladimir Putin ke China menjadi simbol penting dari aliansi strategis antara kedua negara, menunjukkan bagaimana mereka berusaha menghadapi tekanan global serta sanksi ekonomi dari Barat. Aliansi ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral mereka tetapi juga memiliki implikasi besar bagi peta politik dan ekonomi dunia.
Reaksi Internasional
Pertemuan antara Putin dan Xi Jinping mendapat perhatian luas dari komunitas internasional. Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, menganggap pertemuan ini sebagai upaya untuk memperkuat posisinya dalam konflik Ukraina, di mana berpotensi memperpanjang perang dan meningkatkan ketegangan global. Di sisi lain, sekutu Rusia dan China, seperti Iran dan Suriah, melihatnya sebagai simbol solidaritas yang menentang dominasi Barat. Negara-negara Asia seperti India dan Pakistan juga memantau perkembangan ini dengan hati-hati, mengingat dampaknya terhadap keseimbangan kekuatan regional dan global.
Sumber : Standard