Pagpag: Makanan Sisa yang Jadi Simbol Ketahanan Hidup di FilipinaPagpag: Makanan Sisa yang Jadi Simbol Ketahanan Hidup di Filipina

Berita Dunia Terkini – Makanan, selain menjadi kebutuhan biologis utama manusia, juga mencerminkan berbagai aspek kehidupan. Dari tradisi yang diwariskan turun-temurun hingga inovasi yang lahir dari kemajuan teknologi, kuliner selalu memiliki cerita dan sejarah yang unik di setiap sudut dunia. Salah satu fenomena kuliner yang menarik perhatian adalah Pagpag, sebuah hidangan yang lahir dari kondisi sosial-ekonomi yang sulit di Filipina. Fenomena ini bukan hanya sekadar tentang makanan, tetapi juga cerminan dari perjuangan hidup dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi kemiskinan.

Apa itu Pagpag?

Pagpag adalah hidangan yang terbuat dari sisa-sisa makanan yang diambil dari tempat sampah, dibersihkan, dan dimasak kembali. Meskipun terdengar mengerikan bagi sebagian orang, Pagpag menjadi salah satu cara untuk bertahan hidup bagi kalangan masyarakat miskin di Filipina. Hidangan ini lahir dari realitas sosial yang kompleks, di mana ketahanan dan kreativitas menjadi kunci untuk mengatasi keterbatasan dalam hidup.

Pagpag terdiri dari bahan-bahan yang telah dibuang, seperti sisa daging ayam, sapi, atau babi dari restoran fast food yang kemudian ditemukan di tempat pembuangan sampah. Proses pembuatan Pagpag tidak sembarangan. Makanan tersebut harus dibersihkan dengan sangat hati-hati untuk menghilangkan bau dan kontaminasi, seperti kuman dan kencing tikus, sebelum akhirnya diolah menjadi hidangan yang siap disantap.

Pagpag : Simbol Ketahanan dan Kreativitas di Tengah Keterbatasan

Bagi banyak orang di Filipina, terutama di daerah-daerah yang rawan kemiskinan seperti kawasan Payatas, Pagpag menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis kelaparan. Meskipun proses mendapatkan bahan makanan ini melibatkan penggalian sisa makanan dari tumpukan sampah, namun Pagpag tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.

Di balik kontroversi dan stigma yang ada, Pagpag adalah contoh nyata dari bagaimana masyarakat Filipina beradaptasi dengan lingkungan sosial-ekonominya yang penuh tantangan. Beberapa pengepul makanan sisa bahkan menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengumpulkan sisa makanan dari berbagai tempat pembuangan sampah. Setelah itu, mereka membersihkannya dengan cermat dan menjualnya kembali sebagai hidangan siap saji.

Bahaya Kesehatan dan Kontroversi Seputar Pagpag

Meskipun Pagpag menjadi solusi bagi banyak orang untuk bertahan hidup, tidak bisa di pungkiri bahwa mengonsumsi papak dalam jangka panjang membawa risiko besar bagi kesehatan. Menurut berbagai sumber, makanan mengandung bakteri dan racun yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan, diare, hingga penyakit lebih serius seperti hepatitis.

Pagpag juga sering kali terkontaminasi oleh bahan kimia yang di gunakan untuk membasmi belatung yang dapat muncul akibat pembusukan. Walaupun sudah ada peringatan dari Komisi Nasional Anti Kemiskinan Filipina dan lembaga kesehatan lainnya tentang potensi bahaya mengonsumsi, bagi sebagian besar orang miskin, itu adalah harga yang harus di bayar untuk bertahan hidup.

Pagpag sebagai Cermin Kesenjangan Ekonomi

Fenomena ini juga mencerminkan kesenjangan ekonomi yang sangat nyata di Filipina. Bagi mereka yang tinggal di kawasan miskin seperti Payatas, makanan segar dan sehat sulit di jangkau karena keterbatasan daya beli. Inilah mengapa Pagpag menjadi pilihan utama. Sebuah sajian yang murah dan mudah di temukan di tempat-tempat pembuangan sampah, di mana sisa makanan yang di buang oleh restoran atau individu lainnya menjadi bahan baku utama.

Namun, makanan inijuga menggambarkan ketahanan hidup yang luar biasa. Meski kondisi yang di hadapi sangat ekstrem, masyarakat yang mengonsumsi ini tetap bisa mempertahankan hidup mereka dengan cara yang paling praktis. Meskipun berisiko, bagi banyak orang, tidak ada pilihan lain selain mengonsumsi Pagpag untuk menghindari rasa lapar.

Pentingnya Empati dan Sistem Pangan yang Berkelanjutan

Pagpag bukan hanya sekadar fenomena kuliner, melainkan sebuah pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kelangsungan hidup dan kemanusiaan. Ketika kita sadar bahwa di bagian dunia yang lain, ada orang yang bergantung pada sisa-sisa makanan untuk bertahan hidup. Semakin terasa urgensinya untuk memperjuangkan sistem pangan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Melalui fenomena ini, kita di ingatkan untuk lebih menghargai makanan yang kita miliki. Serta mengembangkan rasa empati terhadap mereka yang berada dalam kondisi sulit. Ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk menciptakan sistem pangan yang dapat mengurangi ketimpangan sosial dan memberikan akses pangan yang lebih baik bagi semua orang.

Kesimpulan

Pagpag adalah lebih dari sekadar makanan. Ia adalah simbol ketahanan, kreativitas, dan perjuangan hidup bagi masyarakat miskin di Filipina. Meskipun mengandung risiko kesehatan yang signifikan, Pagpag tetap menjadi cara bagi banyak orang untuk bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi. Fenomena ini mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran akan kesenjangan sosial dan kebutuhan untuk memperbaiki sistem pangan yang ada. Agar setiap orang dapat menikmati makanan yang sehat dan layak.

Sumber : Youtube

By ALEXA