Berita Dunia Terkini – Nukunonu, sebuah desa kecil di tengah Samudra Pasifik Selatan, memancarkan pesona alam yang menakjubkan. Dengan kombinasi birunya lautan serta hijau pepohonan, pulau ini menawarkan daya tarik visual yang sulit ditandingi.
Berukuran sekitar 4,7 km², pulau ini memiliki keindahan khas, termasuk pasir putih, hutan lebat, dan kebun kelapa subur. Namun, di balik keindahan ini, terdapat tantangan besar mengancam kelangsungan hidupnya.
Dikenal sebelumnya sebagai Duke of Clarence, Nukunonu adalah wilayah dependen di bawah otoritas Selandia Baru. Pulau ini pernah berada di bawah kekuasaan Samoa Barat sebelum diberikan yurisdiksi kepada Selandia Baru pada tahun 1925.
Undang-undang pengelolaan Nukunonu mulai berlaku pada tahun 1948. Saat ini, sekitar 531 orang tinggal di sini, mayoritas adalah orang Polinesia dengan budaya dan bahasa kaya.
Tantangan Lingkungan dan Infrastruktur
Salah satu tantangan utama Nukunonu adalah isolasi geografisnya. Terletak hanya beberapa meter di atas permukaan laut, pulau ini sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim. Tanpa bandara, akses ke pulau ini hanya bisa melalui kapal, melintasi luasnya samudra.
Nukunonu bergantung pada Selandia Baru untuk sebagian besar kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, bahan bangunan, dan bahan bakar. Air tawar juga sangat langka di sini, sehingga penduduk setempat mengandalkan penampungan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Meskipun tersedia fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, serta layanan internet, Nukunonu menghadapi keterbatasan dalam akses kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Kehidupan Sehari-Hari dan Ekonomi
Penduduk Nukunonu menjalani kehidupan sederhana melalui bercocok tanam serta memelihara babi serta ayam. Ikan dan krustasea adalah bagian penting dari diet mereka.
Kelapa menjadi tanaman komersial utama, dengan produk turunan seperti kopra—daging buah kelapa yang di keringkan memiliki peran penting dalam ekonomi lokal.
Pulau ini juga memiliki dua pulau kecil untuk kuburan serta peternakan babi, serta pulau-pulau lain yang di gunakan sebagai kebun sayur atau tempat piknik.
Pendidikan Hingga Infrastruktur
Pendidikan di Nukunonu gratis dan wajib bagi anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun. Namun, untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, anak-anak harus merantau ke Selandia Baru.
Beasiswa tersedia bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan luar pulau. Pulau ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas listrik tenaga surya yang didanai oleh Selandia Baru, mendukung kehidupan masyarakat setempat.
Dengan pasir putih dan birunya laut sekelilingnya, Nukunonu mungkin tampak seperti tempat ideal untuk liburan. Namun, lokasi terpencil dan tantangan lingkungan yang di hadapinya membuat masa depannya penuh ketidakpastian.
Isolasi geografis dan perubahan iklim, terutama kenaikan permukaan laut, merupakan ancaman serius bagi pulau ini. Jika kondisi iklim global terus memburuk, kemungkinan besar Nukunonu akan tersapu lautan, menghapus semua kisah yang selama ini tertulis di atasnya.
Sumber : Youtube