Berita Dunia Terkini – Di dunia ini, ada banyak misteri yang belum terpecahkan. Salah satunya adalah keberadaan Segitiga Bermuda yang terkenal karena hilangnya kapal dan pesawat secara misterius. Namun, ada satu wilayah lain yang lebih mengerikan, lebih mematikan, dan jauh lebih misterius, yaitu Segitiga Alaska. Wilayah ini memiliki tingkat kehilangan orang yang jauh lebih tinggi daripada Segitiga Bermuda, menimbulkan pertanyaan besar mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Segitiga Alaska: Wilayah dengan Kasus Hilang yang Mencengangkan
Segitiga Alaska terbentang dari tiga titik penting: Anchorage di selatan, Juneau di timur, dan Utqiagvik di utara. Wilayah ini telah menjadi salah satu daerah dengan tingkat kehilangan orang tertinggi di dunia. Dalam 50 tahun terakhir, lebih dari 20.000 orang telah hilang di kawasan ini tanpa jejak. Untuk perbandingan, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, Segitiga Bermuda di kaitkan dengan sekitar 1.000 kasus orang hilang. Namun, di Segitiga Alaska, jumlahnya 20 kali lipat lebih banyak, hanya dalam setengah abad! Setiap tahunnya, rata-rata 2.250 orang di laporkan hilang, angka ini dua kali lipat lebih tinggi daripada rata-rata nasional kasus orang hilang di Amerika Serikat.
Kasus-Kasus Misterius di Segitiga Alaska
Salah satu kasus yang paling menarik perhatian terjadi pada tahun 1972 ketika sebuah pesawat kecil yang membawa dua politisi Amerika Serikat menghilang dalam perjalanan dari Anchorage ke Juneau. Meskipun pencarian besar-besaran dilakukan, pesawat tersebut tak pernah ditemukan, memicu berbagai teori konspirasi. Kasus lainnya yang memperburuk misteri terjadi pada tahun 1950, ketika pesawat Douglas C54 Skymaster yang membawa 44 personil militer menghilang dalam perjalanan dari Alaska ke Ana. Operasi pencarian dan penyelamatan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Kanada merupakan salah satu yang terbesar pada masanya, tetapi tidak ada jejak yang di temukan.
Pada tahun 1990, seorang pilot bernama Jim Boster bersama pesawat Kesna 340-nya juga menghilang di dekat Wrangell-St. Elias National Park. Setelah pencarian panjang, tidak ditemukan jejak pesawat maupun pilotnya. Bahkan pada tahun 2007, sebuah kelompok pendaki yang terdiri dari tiga orang hilang secara misterius di Pegunungan Chugach setelah mengirimkan sinyal darurat, namun hanya peralatan yang tertinggal di sebuah jurang.
Penemuan Misterius dan Teori Ilmiah
Pada tahun 2020, seorang pemilik kabin bernama CH Sunstell di temukan dalam kondisi selamat setelah bertahan hidup lebih dari tiga minggu di hutan belantara Alaska. Kabinnya terbakar habis, dan dia terpaksa membangun tempat perlindungan darurat serta bertahan hidup dengan persediaan makanan yang sangat minim. Kasus-kasus seperti ini menambah deretan panjang peristiwa aneh di Segitiga Alaska. Namun, beberapa kasus akhirnya menemukan titik terang, seperti yang terjadi pada Gary Frank Sutheron, seorang pria berusia 25 tahun dari New York yang hilang saat berburu di hutan belantara Alaska pada 1970-an. Pada tahun 1977, sebuah tengkorak di temukan di Sungai Parkupen, dan setelah di lakukan tes DNA, ternyata tengkorak tersebut adalah miliknya.
Sebagian peneliti meyakini bahwa fenomena yang terjadi di Segitiga Alaska mungkin terkait dengan faktor ilmiah tertentu. Ken Gerhard, seorang peneliti yang di wawancarai oleh History Channel, menyatakan bahwa wilayah tertentu di Alaska memiliki medan geoelektromagnetik yang sangat kuat. Medan ini di yakini dapat mengacaukan sistem navigasi pesawat dan perangkat elektronik, sehingga menyebabkan pesawat dan kapal kehilangan arah dan akhirnya lenyap tanpa jejak. Fenomena serupa juga pernah diamati di Segitiga Bermuda.
Legends of Gusaka: Makhluk Supranatural dari Suku Tlingit
Selain teori ilmiah, masyarakat asli Alaska, terutama suku Tlingit, memiliki pandangan yang berbeda. Mereka percaya bahwa Segitiga Alaska adalah wilayah kekuasaan makhluk mistis yang dikenal sebagai Gusaka. Dalam legenda mereka, Gusaka adalah makhluk yang merupakan perpaduan antara manusia dan berang-berang yang memiliki kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan suku Tlingit, Gusaka sering muncul di sekitar hutan belantara, terutama saat ada orang yang tersesat. Makhluk ini dapat meniru suara manusia atau tangisan bayi untuk memikat korban agar tersesat lebih jauh ke alam liar. Setelah berhasil memisahkan korban dari kelompoknya, Gusaka akan membawa mereka ke dimensi lain, tempat yang tidak bisa di jangkau oleh manusia.
Beberapa penduduk lokal mengaku pernah merasakan kehadiran makhluk ini. Ada yang melaporkan mendengar suara aneh, melihat bayangan bergerak di antara pepohonan, atau tiba-tiba kehilangan arah meski sudah sangat familiar dengan rute yang di lalui. Kepercayaan terhadap Gusaka sangat kuat, bahkan beberapa orang asli Alaska enggan memasuki hutan belantara tanpa perlindungan spiritual.
Geografi yang Ekstrem: Penyebab yang Lebih Logis
Dibandingkan dengan teori konspirasi atau legenda mistis, penjelasan yang lebih masuk akal mengenai hilangnya ribuan orang di Segitiga Alaska adalah kondisi geografisnya yang ekstrem dan tidak kenal ampun. Alaska adalah negara bagian terbesar di Amerika Serikat, dengan luas mencapai 3,65 juta km²—hampir dua kali lipat luas Indonesia. Namun, hanya sekitar 12% dari wilayahnya yang di huni manusia, sementara sisanya terdiri dari hutan belantara yang tidak tersentuh, pegunungan es, lembah curam, dan perairan yang sangat dingin.
Wilayah ini juga di kelilingi oleh gunung-gunung raksasa, termasuk 17 dari 20 gunung tertinggi di Amerika Serikat. Seperti Gunung Denali (6.190 meter), Gunung Saint Elias (5.489 meter), dan Gunung Foraker (5.304 meter). Lebih dari 100.000 gletser membentang di seluruh wilayah ini, mencakup sekitar 5% dari total luas Alaska. Keberadaan es dan salju tebal ini membuat medan sangat sulit di lalui dan dapat menelan apapun yang jatuh ke dalamnya, mulai dari manusia hingga bangkai pesawat.
Suhu Ekstrem dan Arus Bawah yang Mematikan
Cuaca ekstrem di Alaska semakin memperburuk kondisi. Saat musim dingin, suhu bisa turun hingga -51 derajat Celsius, cukup dingin untuk membekukan tubuh manusia dalam hitungan menit. Bahkan pada musim panas, sebagian besar wilayah tetap dingin, dengan 85% daerahnya di tutupi oleh lapisan es permanen. Dengan kondisi seperti ini, seseorang yang tersesat atau jatuh di wilayah ini memiliki peluang sangat kecil untuk bertahan hidup.
Bahaya lain datang dari perairan Alaska yang terkenal dengan suhu dingin ekstrem dan arus bawah yang kuat. Tubuh yang tenggelam di perairan ini seringkali tidak akan mengapung kembali. Melainkan langsung terserat ke dasar laut oleh suhu dingin yang mempercepat proses pembekuan dan arus bawah yang sangat kuat.
Kesimpulan: Mengapa Segitiga Alaska Menjadi Mengerikan?
Dengan segala kondisi geografis dan cuaca ekstrem yang ada, masuk akal jika banyak orang yang hilang di Segitiga Alaska tidak pernah di temukan. Jika seseorang jatuh dari pesawat, tubuh mereka bisa terkubur di bawah salju atau tersapu oleh gletser yang terus bergerak. Jika mereka tersesat di hutan belantara, kemungkinan besar mereka akan mati kedinginan sebelum sempat meminta bantuan. Apabila mereka jatuh ke dalam perairan, arus bawah dan suhu es akan menyembunyikan tubuh mereka selamanya.
Misteri Segitiga Alaska memang menyimpan banyak teka-teki yang sulit di ungkap, dan meskipun banyak yang mencoba mencari penjelasan ilmiah maupun berdasarkan legenda. Satu hal yang pasti: wilayah ini adalah tempat yang sangat berbahaya. Dengan kondisi alam yang bisa mengubahnya menjadi zona maut dalam sekejap.
Sumber : Youtube