Bangkok, 13 Juli 2025 – Ketegangan di wilayah perbatasan Myanmar kembali memanas setelah pasukan militer negara itu mundur secara kacau ke wilayah Thailand akibat serangan intensif dari kelompok pemberontak etnis.

Berita Dunia Terkini –Bentrokan sengit meletus di Negara Bagian Karen, dekat perbatasan dengan Thailand. Aliansi kelompok pemberontak bersenjata, termasuk Karen National Union (KNU) dan kelompok prodemokrasi, melancarkan serangan mendadak terhadap pos-pos militer yang dijaga oleh pasukan junta. Serangan ini memaksa puluhan tentara Myanmar meninggalkan posisi mereka dan menyeberang ke Thailand untuk mencari perlindungan.

Militer Thailand menyebut bahwa lebih dari 100 personel militer Myanmar, termasuk beberapa perwira, melintasi perbatasan. Mereka kini berada di lokasi aman, sementara otoritas Thailand terus berkoordinasi dengan pemerintah Myanmar untuk menentukan langkah selanjutnya.

Serangan Terkoordinasi

Kelompok pemberontak meluncurkan serangan ini sebagai bagian dari gelombang ofensif baru yang digerakkan oleh “Three Brotherhood Alliance” dan faksi bersenjata lokal lainnya. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka berhasil merebut sejumlah wilayah dari kendali junta. Saksi mata dan organisasi HAM lokal melaporkan bahwa serangan berlangsung cepat dan melibatkan senjata berat serta drone rakitan.

“Pasukan junta tidak siap. Mereka panik dan lari meninggalkan senjata mereka,” ujar salah satu warga yang menyaksikan bentrokan dari kejauhan.

Kondisi di Myanmar Memburuk

Sejak kudeta militer pada Februari 2021, Myanmar terus mengalami konflik berkepanjangan antara junta dan kelompok-kelompok pemberontak yang menuntut demokrasi serta otonomi daerah. Jumlah pengungsi meningkat drastis, pelanggaran HAM terus terjadi, dan dampak kemanusiaan semakin meluas.

Pemerintah Thailand menyatakan komitmennya untuk tetap bersikap netral dalam konflik ini. Namun, mereka juga menegaskan bahwa pasukan asing tidak boleh menjadikan wilayah Thailand sebagai tempat perlindungan permanen.

Desakan Internasional Meningkat

Masyarakat internasional, termasuk PBB dan ASEAN, terus mendorong dialog damai dan penghentian kekerasan di Myanmar. Namun, upaya mediasi belum menunjukkan kemajuan berarti. Para analis memperkirakan kondisi di Myanmar akan terus memburuk jika tekanan internasional terhadap junta militer tidak meningkat secara signifikan.

Sumber : CNN NEWS

By ALEXA