Berita Dunia Terkini – Di tengah hutan tropis Papua, tersembunyi di balik awan dan kabut tebal, berdiri megah Puncak Jaya, atau Carstensz Pyramid. Dengan ketinggian mencapai 4.884 mdpl, Carstensz Pyramid adalah gunung tertinggi di Oceania dan benua Australia.
Terletak di jantung Papua, gunung ini bukan hanya puncak tertinggi di Indonesia, tetapi juga satu-satunya tempat di kawasan tropis yang memiliki gletser abadi.
Keindahan dan ketinggiannya menjadikannya impian bagi para pendaki dari seluruh penjuru dunia. Mari kita telusuri kondisi dan sejarah menakjubkan dari Carstensz Pyramid ini.
Keajaiban Geologi dan Geografi
Puncak Jaya, yang juga di kenal sebagai Carstensz Pyramid, terletak di pegunungan Sudirman di dataran tinggi Kabupaten Mimika, Papua. Gunung ini, dengan ketinggian 4.884 mdpl, merupakan gunung tertinggi di Asia Tenggara, meskipun secara biogeografis, Pulau Papua dianggap bagian dari benua Australia.
Hal ini membuat Puncak Jaya juga dianggap sebagai gunung tertinggi di Oceania, serta termasuk dalam daftar Seven Summits—gunung tertinggi di setiap benua.
Terbentuk sekitar 5 juta tahun lalu akibat pergeseran lempeng Australia dan Pasifik, Carstensz Pyramid adalah hasil dari orogeni Melanesia. Proses ini membentuk batu kapur meosen yang menciptakan formasi khas pegunungan ini.
Keunikan Gletser Tropis
Salah satu fitur paling menakjubkan dari Puncak Jaya adalah keberadaan gletser di daerah tropis. Meskipun gletser-gletser ini mengalami penyusutan signifikan akibat perubahan iklim, beberapa gletser masih bisa di temukan di lerengnya, seperti Gletser Carstensz, West Northwall Firn, East Northwall Firn, dan Gletser Meren. Carstensz Pyramid adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia yang memiliki gletser di zona tropis.
Dalam bahasa masyarakat adat setempat, gunung ini di kenal sebagai Nemangkawi Ninggok, yang berarti “puncak anak panah putih,” merujuk pada lapisan es abadi yang menghiasi puncaknya.
Keanekaragaman Hayati
Puncak Jaya di kelilingi oleh taman nasional terbesar Indonesia, yaitu Taman Nasional Lorentz. Taman nasional ini, yang meliputi wilayah seluas 25.056 km², mencakup berbagai ekosistem mulai dari hutan hujan tropis di kaki gunung hingga medan berbatu hingga salju di puncaknya.
Keanekaragaman hayati di sini sangat tinggi, termasuk spesies endemik yang hanya dapat di temukan di Papua. Taman Nasional Lorentz juga merupakan satu-satunya cagar alam di kawasan Asia-Pasifik dengan rangkaian ekosistem lengkap, dari laut hingga pegunungan.
Penemuan dan Eksplorasi
Puncak Jaya pertama kali di temukan oleh penjelajah Belanda, Jan Carstenszoon, pada abad ke-17. Carstenszoon melaporkan melihat gletser di puncak gunung, tetapi penemuan ini di ragukan oleh Eropa pada masa itu.
Barulah pada tahun 1909, penjelajah Belanda Hendrikus Albertus Lorentz berhasil mengonfirmasi keberadaan gletser, dan puncak tersebut di namai Carstensz Pyramid untuk menghormati penemunya.
Taman Nasional Lorentz di dirikan pada tahun 1919, dan pendakian pertama ke Carstensz Pyramid di lakukan pada tahun 1962 oleh tim yang di pimpin oleh penjelajah Austria, Heinrich Harrer.
Tantangan Pendakian
Pendakian Puncak Jaya di kenal sangat menantang. Medan yang terjal, cuaca yang tidak menentu, serta akses yang sulit menjadikannya salah satu pendakian paling sulit di dunia.
Pendaki sering kali harus menggunakan helikopter atau berjalan kaki berhari-hari untuk mencapai basecamp. Waktu rata-rata untuk mendaki puncak Jaya adalah antara 10 hingga 14 hari, namun kondisi cuaca bisa memperpanjang durasi tersebut. Selain keterampilan teknis serta fisik, biaya pendakian yang tinggi juga menjadi tantangan, dengan estimasi biaya mencapai Rp60.000.000.
Sumber : Youtube