Berita Dunia Terkini – Papua, wilayah yang dikenal akan keindahan alamnya, menyimpan kekayaan luar biasa di bawah tanah. Tambang Grasberg, salah satu tambang emas serta tembaga terbesar di dunia, menjadi sorotan global. Namun, di balik keagungan tambang ini terdapat sejarah panjang penuh perjuangan, eksplorasi, serta kontroversi.
Awal Penemuan: Ekspedisi Jean Jacques Dozy
Sejarah penemuan tambang emas di Papua di mulai pada tahun 1936, saat Jean Jacques Dozy, ahli geologi asal Belanda, melakukan ekspedisi ke pegunungan Jayawijaya. Didampingi dua rekannya dan 38 orang dari Kalimantan, mereka menjelajahi medan terjal untuk menemukan kekayaan mineral tersembunyi. Dozy mencatat adanya batu hitam dengan warna kehijauan, menandakan keberadaan deposit emas serta tembaga. Gunung tersebut kemudian dikenal sebagai Ertsberg, atau “gunung bijih.”
Meskipun penemuan Dozy sangat signifikan, laporan tersebut tersimpan rapi di perpustakaan Belanda dan terlupakan selama beberapa dekade. Perang Dunia II mengalihkan fokus global terhadap eksplorasi mineral di Papua. Namun, pada tahun 1959, laporan Dozy kembali terungkap saat Jan Van Gruisen, direktur perusahaan Oost Borneo Maatschappij, mengajukan permohonan eksplorasi di sekitar Ertsberg. Dengan dukungan Freeport Sulphur, eksplorasi kembali dilakukan, menghasilkan penemuan bijih emas serta perak melimpah.
Kontroversi Politik dan Peralihan Kekuasaan
Ketegangan politik antara Indonesia dan Belanda atas Irian Barat semakin meningkat, mengancam kerjasama antara East Borneo Company serta Freeport. Dukungan Amerika Serikat kepada Indonesia di bawah Presiden John F. Kennedy mempercepat proses peralihan kekuasaan. Pada tahun 1962, perjanjian New York di tandatangani, mengatur penyerahan Irian Barat kepada Indonesia. Setelah pengambilalihan kekuasaan, Freeport mulai beroperasi di Ertsberg, membangun infrastruktur untuk menambang di lokasi terpencil.
Tambang Terbesar di Dunia
Pada tahun 1988, para ahli geologi Freeport menemukan cadangan mineral jauh lebih besar di dekat Ertsberg, di kenal sebagai Grasberg. Dengan deposit emas serta tembaga sangat besar, Grasberg segera menjadi tambang emas terbesar di dunia. Pemerintah Indonesia mengeluarkan izin eksplorasi tambahan dan menandatangani kontrak baru dengan Freeport, yang berlanjut hingga tahun 2041.
Situasi mulai berubah pada tahun 2018 ketika Indonesia mengambil langkah untuk menguasai kembali tambang Grasberg. Melalui akuisisi mayoritas saham Freeport, Indonesia kini memiliki kontrol lebih besar atas operasi tambang, meskipun Freeport tetap berperan sebagai operator teknis. Langkah ini di anggap sebagai kemenangan bagi kedaulatan ekonomi Indonesia, dengan Grasberg menjadi salah satu sumber devisa penting bagi negara.
Kontroversi Lingkungan dan Sosial
Di balik kesuksesan ekonomi, tambang Grasberg terus memicu kontroversi. Dampak lingkungan dari operasi tambang menjadi sorotan internasional, dengan tuduhan pencemaran ekosistem lokal. Masyarakat adat Papua juga merasakan ketidakadilan, merasa tidak mendapatkan bagian adil dari kekayaan yang di hasilkan dari tanah mereka.
Dengan cadangan mineral sangat besar serta operasi di perkirakan berlangsung hingga tahun 2041, Grasberg tetap menjadi simbol kekayaan mineral Indonesia. Namun, tantangan lingkungan serta sosial yang di hadapi menunjukkan bahwa perjalanan panjang tambang ini tidaklah mudah. Di tengah semua kontroversi, Grasberg terus memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia serta menjadi sorotan bagi masa depan pengelolaan sumber daya alam.
Sumber : Youtube