Berita Dunia Terkini – Kota Mumbai, yang sering disebut sebagai wajah India modern, menghadirkan sebuah gambaran yang sangat kontras antara kemewahan dan kemiskinan. Dengan pesatnya pembangunan infrastruktur, gedung pencakar langit, hingga hunian mewah, Mumbai menjadi simbol kemajuan India. Namun, di balik kemegahan tersebut, kota ini juga menyimpan kawasan kumuh yang penuh tantangan, menciptakan ketimpangan yang nyata antara kelas atas dan bawah.
Sejarah Singkat Kota Mumbai
Mumbai, yang dulunya dikenal dengan nama Bombay, adalah ibu kota negara bagian Maharashtra di India barat daya. Terletak di pesisir Maharashtra, kota ini adalah salah satu wilayah perkotaan terbesar dan terpadat di dunia, dengan populasi lebih dari 20 juta jiwa. Mumbai memiliki sejarah panjang yang dimulai dari pemukiman kuno di 7 pulau kecil yang disatukan sejak abad ke-17 melalui proyek reklamasi besar-besaran.
Nama Mumbai sendiri berasal dari Dewi Mumbadevi, pelindung yang dihormati oleh komunitas Koli, suku asli yang pertama kali menghuni wilayah ini. Sejak zaman penjajahan, Bombay telah berkembang pesat, pertama di bawah penguasaan Portugis, lalu Inggris, dan akhirnya menjadi pusat perdagangan global yang sangat penting.
Transformasi Pesat dari Masa Kolonial ke Modern
Pada abad ke-18, Bombay menjadi pelabuhan utama untuk perdagangan kapas dan opium. Pada masa kolonial, kota ini berkembang pesat sebagai pusat ekonomi dan pendidikan. Setelah kemerdekaan India pada tahun 1947. Bombay, yang kemudian berganti nama menjadi Mumbai pada tahun 1995 untuk menghormati warisan lokal, terus berkembang menjadi pusat keuangan dan budaya terbesar di India.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Mumbai saat ini menjadi rumah bagi banyak miliarder, dengan beberapa di antaranya memiliki kediaman mewah seperti Antilia, rumah pribadi termahal di dunia yang di miliki oleh Mukesh Ambani, salah satu orang terkaya di India.
Kota yang Memiliki Dua Wajah: Mewah dan Kumuh
Namun, di balik kemajuan tersebut, Mumbai menghadapi ketimpangan ekonomi yang mencolok. Kota ini memiliki jumlah miliarder terbesar di Asia, namun lebih dari 40% penduduknya tinggal di kawasan kumuh. Salah satunya di Dharavi, yang merupakan kawasan kumuh terbesar di Asia. Di sini, banyak penduduknya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, tanpa akses yang memadai terhadap fasilitas dasar seperti air bersih dan sanitasi.
Kontras ini mencerminkan betapa besar kesenjangan antara kehidupan kelas atas yang mewah dan perjuangan kelas bawah untuk bertahan hidup. Kawasan kumuh ini sering kali menjadi sorotan, baik dari sisi ekonomi informal yang berperan besar dalam perekonomian kota maupun dari sisi tantangan sosial yang harus di hadapi oleh penduduknya.
Pusat Ekonomi dan Budaya India
Meskipun demikian, Mumbai tetap menjadi pusat ekonomi utama bagi India. Sebagai rumah bagi bursa saham Bombay dan sejumlah bank sentral, kota ini memainkan peran yang sangat vital dalam ekonomi negara. Mumbai juga merupakan pusat hiburan terbesar di India, dengan Bollywood yang menjadi salah satu industri film terbesar di dunia. Tidak hanya itu, kota ini juga memiliki industri perbankan, perdagangan, dan moda yang berkembang pesat.
Di sisi lain, Mumbai juga di kenal sebagai kota yang penuh dengan migran dari seluruh India yang datang untuk kehidupan yang lebih baik. Ini menciptakan keanekaragaman budaya yang luar biasa di Mumbai, lebih dari 16 bahasa utama yang di gunakan di kota ini. Hindi, Marathi, Gujarati, dan Bambaiya adalah beberapa bahasa sehari-hari yang sering terdengar di kota ini.
Tantangan Urbanisasi dan Transportasi
Mumbai, dengan kepadatan penduduk yang luar biasa, menghadapi tantangan besar dalam hal urbanisasi dan transportasi. Kota ini menjadi salah satu kota terpadat di dunia, dengan tingkat kepadatan mencapai 29.000 orang per km². Kondisi ini menyebabkan sulitnya menemukan ruang kosong, dan membuat layanan transportasi menjadi sangat vital. Bus kota Mumbai, yang pertama kali di perkenalkan di India, mengangkut lebih dari 5 juta penumpang setiap hari. Menjadi tulang punggung transportasi publik di kota ini.
Namun, di balik kemajuan tersebut, Mumbai juga memiliki permasalahan besar terkait polusi udara dan kecelakaan lalu lintas. Kota ini tercatat sebagai salah satu kota dengan udara paling tercemar di India dan sering mengalami kecelakaan lalu lintas yang tinggi.
Wisata dan Kehidupan Sehari-hari di Mumbai
Selain sebagai pusat ekonomi dan hiburan, Mumbai juga memiliki daya tarik wisata yang luar biasa. Kota ini menjadi rumah bagi beberapa situs warisan dunia UNESCO, seperti Chhatrapati Shivaji Terminus, Elephanta Caves, dan berbagai bangunan bergaya Victoria lainnya. Namun, yang lebih menarik adalah kehidupan sehari-hari warga Mumbai, terutama budaya makan di kaki lima. Berbagai makanan seperti Vada Pav, Misal Pav, dan Panipuri menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kota ini.
Mumbai adalah kota yang penuh dengan kontras—antara orang kaya dan miskin, antara kemewahan dan kekurangan. Namun, kota ini juga menunjukkan bagaimana kerja keras dan ketahanan hidup dapat mengubah nasib. Bagi banyak orang, Mumbai bukan hanya sekadar tempat untuk bekerja, tetapi juga rumah bagi mereka yang berjuang meraih kehidupan yang lebih baik, meskipun tantangan yang ada sangat besar.
Sumber : youtube