Berita Dunia Terkini – Thailand, yang di kenal sebagai negeri gajah putih, terletak di semenanjung Indochina dan merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha. Meskipun demikian, di sisi lain, Thailand juga memiliki wilayah dengan populasi Muslim yang signifikan, terutama di Thailand Selatan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah dan perkembangan Islam di kawasan ini, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Muslim di Thailand.
Thailand Selatan: Wilayah yang Kaya Sejarah
Thailand Selatan, atau yang dikenal juga sebagai Tambralinga, adalah wilayah budaya paling selatan di Thailand. Terpisah dari wilayah Thailand Tengah oleh Tanah Genting Kra, kawasan ini di kelilingi oleh pegunungan, hutan tropis, serta pantai yang indah. Secara administratif, Thailand Selatan dibagi menjadi 14 provinsi, termasuk Pattani, Narathiwat, dan Yala, yang merupakan daerah dengan populasi Muslim mayoritas.
Wilayah ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, di mana Islam telah menjadi bagian integral sejak berabad-abad lalu. Islam pertama kali masuk ke Thailand melalui para pedagang Arab dan India antara abad ke-9 dan ke-10. Mereka tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga ajaran agama yang mulai berkembang di kalangan masyarakat lokal.
Penyebaran Islam di Thailand
Seiring dengan perdagangan, Islam menyebar melalui interaksi sosial dan perkawinan antara pedagang Muslim dan penduduk lokal. Kesultanan Pattani, yang berkuasa pada abad ke-12 hingga ke-15, menjadi salah satu pusat penyebaran Islam yang penting. Kerajaan ini memainkan peran vital dalam memperkenalkan ajaran Islam kepada rakyatnya, sekaligus menjalin hubungan dengan kerajaan Muslim lain di semenanjung Melayu.
Meskipun Pattani berada di bawah kekuasaan Siam, wilayah ini tetap mempertahankan otonomi internalnya selama berabad-abad. Namun, hubungan antara Pattani dan Siam tidak selalu harmonis. Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, beberapa pemberontakan terjadi akibat kebijakan yang di anggap merugikan masyarakat Pattani.
Tantangan dan Konflik Kontemporer
Sejak tahun 1960, Thailand Selatan menghadapi konflik yang berkepanjangan, berakar dari kebijakan Thaifikasi yang diterapkan oleh pemerintah Thailand. Kebijakan ini berupaya mengasimilasi budaya dan agama masyarakat Pattani, yang menyebabkan ketegangan etnis dan agama. Masyarakat Muslim merasa identitas budaya dan agama mereka terpinggirkan, memicu pergerakan separatis yang terus berlanjut hingga kini.
Konflik ini semakin kompleks dengan terlibatnya kartel narkoba dan kelompok separatis. Meskipun pemerintah Thailand telah melakukan berbagai upaya untuk meredakan ketegangan melalui dialog dan pengembangan ekonomi, hasilnya masih terbatas.
Kehidupan Umat Islam di Thailand Saat Ini
Meskipun menghadapi tantangan, umat Islam di Thailand menikmati kebebasan dalam beribadah. Pemerintah Thailand mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi, dan terdapat ribuan masjid serta sekolah Islam di seluruh negeri. Umat Muslim juga memiliki hak untuk menjalankan hukum Islam dalam urusan pribadi.
Mufti, yang di angkat oleh raja, bertanggung jawab atas urusan Islam di negara ini dan memberikan saran kepada lembaga pemerintah terkait. Saat ini, terdapat lebih dari 4.000 masjid terdaftar di Thailand, mencerminkan keberadaan komunitas Muslim yang aktif.
Kesimpulan
Sejarah dan perkembangan Islam di Thailand Selatan menunjukkan keragaman budaya dan agama yang kaya. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masyarakat Muslim di wilayah ini terus berjuang untuk mempertahankan identitas mereka. Melalui pemahaman dan dialog, di harapkan akan ada jalan menuju perdamaian dan keharmonisan di Thailand Selatan.
Sumber : Youtube