Gunung Raung, yang terletak di Jawa Timur, adalah salah satu gunung berapi yang paling menarik dan mempesona. Dengan statusnya sebagai gunung api aktif, Raung tidak hanya menarik perhatian para ilmuwan, tetapi juga wisatawan yang tertarik dengan keindahan alam serta potensi bahayanya. Terletak di perbatasan tiga kabupaten—Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember—Gunung Raung menjadi bagian dari kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan memiliki puncak yang menakjubkan serta sejarah letusan yang panjang.
Puncak dan Keunikan Geografis Gunung Raung
Gunung Raung memiliki empat puncak utama yang menambah pesonanya. Puncak pertama, yakni Puncak Bendera, diikuti oleh Puncak 17 yang berada pada ketinggian 3.319 mdpl. Puncak ketiga, Puncak Tusuk Gigi, memiliki ketinggian 3.300 mdpl, sementara Puncak Sejati, yang merupakan puncak tertinggi, mencapai 3.344 mdpl. Dengan ketinggian tersebut, Gunung Raung menempati posisi sebagai gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno, serta tertinggi keempat di Pulau Jawa.
Lokasi Gunung Raung berada di kawasan Pegunungan Ijen, menjadikannya sebagai puncak tertinggi dalam gugusan pegunungan ini. Keunikan lainnya adalah kawah Gunung Raung yang berbentuk elips dan memiliki kedalaman 500 meter. Kawah ini menjadi daya tarik tersendiri karena sistemnya yang terbuka, menghasilkan lava pijar yang kembali mengalir ke dalam kawah tanpa meluber keluar. Gunung ini juga terkenal dengan letusan trombolian, yang menghasilkan letusan kecil namun terus menerus dengan keluaran pijar.
Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Raung
Sejak pertama kali tercatat pada tahun 1586, Gunung ini telah meletus beberapa kali dengan intensitas yang sangat tinggi. Letusan pertama tercatat sebagai salah satu letusan paling dahsyat dalam sejarah, menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan di sekitar wilayah gunung. Letusan kedua terjadi pada tahun 1600-an dan kembali menimbulkan kerusakan yang signifikan.
Pada tahun 1730, letusan eksplosif Gunung ini mencatatkan sejarah baru dengan disertai hujan abu dan lahar yang meluas ke wilayah yang lebih besar. Bahkan, korban jiwa pun kembali berjatuhan akibat letusan tersebut. Sejak itu, Gunung ini mengalami 16 kali erupsi besar hingga tahun 1902. Letusan terbaru pada tahun 1927 bahkan menghasilkan kerucut pusat baru setinggi 90 meter.
Aktivitas Terbaru: Letusan dan Peningkatan Aktivitas
Pada era modern, Gunung Raung terus menunjukkan potensi letusan. Puncak aktivitasnya terjadi pada tahun 2015, ketika letusannya mirip dengan kembang api dan lava pijar yang keluar tidak meluber keluar. Namun, pada Desember 2024, Gunung ini kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Erupsi yang terjadi pada 24 Desember 2024 menyebabkan kolom abu vulkanik menyembur setinggi 2000 meter dari puncak kawah. Aktivitas seismik juga tercatat dengan amplitudo maksimum 32 mm, yang menunjukkan adanya getaran kuat akibat erupsi.
Waspada dan Imbauan untuk Masyarakat
Saat ini, Gunung Raung berada dalam status level kedua atau waspada. Hal ini mengharuskan masyarakat serta wisatawan untuk menjaga jarak aman dari kawah dan puncak gunung. Radius 3 km dari pusat erupsi harus dihindari untuk mengurangi risiko terpapar abu vulkanik yang dapat membahayakan kesehatan. Selain itu, pengunjung juga dilarang turun ke kaldera atau bermalam di kawasan sekitar kawah untuk keselamatan.
Dengan segala keunikan dan aktivitas vulkaniknya, Gunung ini tetap menjadi salah satu gunung berapi yang paling menarik di Indonesia. Meski demikian, potensi bahayanya juga tidak bisa dianggap sepele. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pengunjung untuk selalu mengikuti informasi dan imbauan dari pihak berwenang guna menghindari risiko yang mungkin terjadi.