Berita Dunia Terkini – Pernahkah kamu mendengar istilah Londo Ireng? Istilah ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah Indonesia dan seringkali dipenuhi dengan stigma negatif. Mari kita telusuri asal-usul dan perkembangan makna dari istilah ini.
Asal Usul Istilah Londo Ireng
Londo Ireng merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa: “Londo,” yang berarti orang Belanda, dan “Ireng,” yang berarti hitam. Dalam perjalanan waktu, istilah ini sering di pakai sebagai ejekan, melambangkan seseorang yang di anggap pengkhianat, tidak patriotik, atau bahkan antek penjajah. Namun, apakah benar makna ini selalu negatif?
Londo Ireng dalam Konteks Sejarah
Banyak yang mengira bahwa istilah Londo Ireng di gunakan untuk menyebut pribumi yang bekerja sebagai tentara dalam militer Hindia Belanda, yang di kenal sebagai KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger). Namun, sebenarnya istilah ini awalnya merujuk pada orang-orang Afrika yang direkrut oleh Belanda untuk bergabung dengan KNIL. Dalam bahasa Belanda, mereka di sebut Zwarte Hollanders, yang berarti “Belanda Hitam.”
Rekrutmen ini dimulai pada tahun 1831, di mana para budak dari Afrika Barat, seperti suku Mossi dan Fanti, di beli dan di rekrut untuk menjadi tentara. Ironisnya, meskipun mereka berasal dari kalangan budak, mereka sering kali merasa memiliki derajat lebih tinggi di bandingkan dengan pribumi yang juga menjadi tentara.
Rekrutmen Tentara KNIL
Perekrutan tentara Afrika ke dalam KNIL di lakukan dalam beberapa fase. Fase awal terjadi antara tahun 1831 hingga 1836, di ikuti oleh rekrutmen besar-besaran antara tahun 1837 hingga 1841. Mereka di kirim untuk berperang di berbagai daerah, termasuk Sumatera, Bali, dan Aceh, namun sering kali mengalami kesulitan dalam mengikuti perintah dan terkadang memberontak.
Pemberontakan oleh tentara KNIL asal Afrika ini seringkali di sebabkan oleh ketidakpuasan terhadap perlakuan dan gaji yang tidak setara. Pengalaman ini mengarah pada pemikiran ulang oleh pemerintah kolonial tentang kebijakan perekrutan mereka.
Stigma Negatif yang Berlanjut
Meskipun rekrutmen tentara Afrika di hentikan pada tahun 1871, istilah Londo Ireng terus berkembang. Setelah kemerdekaan Indonesia, istilah ini kembali di gunakan untuk merujuk kepada pribumi yang bekerja sama dengan penjajah Belanda, seperti anggota KNIL atau NICA. Ini menjadikan istilah Belanda Hitam tetap memiliki stigma negatif hingga saat ini.
Istilah Londo Ireng tidak hanya mencerminkan sejarah kolonial, tetapi juga kompleksitas hubungan sosial di Indonesia. Dari asal-usulnya sebagai sebutan untuk tentara Afrika, hingga penggunaannya sebagai ejekan bagi pribumi yang di anggap berkhianat, istilah ini menggambarkan perjalanan panjang yang penuh dengan konteks historis. Dengan memahami latar belakang ini, kita dapat melihat bagaimana sejarah mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap istilah tertentu hingga saat ini.
Sumber : Youtube