Berita Dunia Terkini – Setelah membahas Kota Piramiden, sebuah kota hantu dekat Kutub Utara, kini kita akan menjelajahi Longyearbyen, salah satu kota berpenghuni paling utara dunia.
Terletak tak jauh dari kota hantu tersebut, Longyearbyen adalah kota terbesar serta ibu kota administratif Kepulauan Svalbard, sekitar 800 km utara daratan Norwegia.
Kepulauan Svalbard, tempat Longyearbyen berada, termasuk wilayah paling utara dunia yang dihuni manusia. Secara geografis, kota ini terletak di Pulau Spitsbergen, pulau terbesar barat daya Kepulauan Svalbard.
Longyearbyen terletak di Lembah Longyear, sepanjang Sungai Longyear, serta dikelilingi pegunungan seperti Gunung Platafjellet, Sverrefjellet, dan Hiortfjellet. Pegunungan ini membentuk lanskap indah serta mempengaruhi iklim setempat.
Perairan sekitar Longyearbyen merupakan bagian Samudra Arktik. Sebagian besar tahun, perairan tersebut tertutup es; namun, selama musim panas, es mencair, memungkinkan aktivitas pelayaran.
Iklim Ekstrem dan Vegetasi Tundra
Dengan lokasi sangat utara, Longyearbyen mengalami iklim Arktik keras. Musim dingin panjang dan gelap, sementara musim panas singkat serta sejuk. Suhu rata-rata bulanan berkisar dari sekitar -14 derajat Celsius musim dingin hingga 6 derajat Celsius musim panas. Vegetasi di sekitar kota sangat terbatas, di dominasi tundra seperti lumut, semak rendah, serta beberapa varietas tanaman berbunga.
Fauna di Longyearbyen meliputi beruang kutub, rubah Arktik, rusa kutub, serta berbagai spesies burung, termasuk camar Hyperborea dan camar salju. Kepulauan Svalbard merupakan salah satu habitat utama beruang kutub di dunia.
Sejarah Penambangan dan Perkembangan Kota
Longyearbyen di kenal sebagai kota berpenghuni paling utara dunia berdasarkan jumlah penduduk. Pada 2020, populasi mencapai sekitar 1.753 jiwa, menjadikannya wilayah berpenghuni terbesar Kepulauan Svalbard. Namun, pemukiman permanen paling utara dunia adalah Alert di Kanada, terletak di wilayah Qikiqtaaluk Nunavut.
Kota ini memiliki sejarah erat dengan industri penambangan batu bara yang dimulai akhir abad ke-19. Pada 1896, pengusaha Amerika John Munro Longyear serta geologis Charles Carter menemukan deposit batu bara besar di Kepulauan Svalbard. Berdasarkan penemuan tersebut, pada 1906, Arctic Coal Company yang di pimpin Longyear memulai operasi penambangan batu bara. Penambangan yang berkembang pesat memerlukan pembangunan infrastruktur seperti camp kerja, fasilitas pendukung, serta kota pekerja, yang kemudian dinamai Longyear City.
Selama Perang Dunia Pertama, operasi penambangan di ambil alih Store Norske Spitsbergen Kulkompani, perusahaan penambangan Norwegia. Kepulauan Svalbard sempat menjadi sengketa antara Norwegia dan Jerman, tetapi Norwegia akhirnya mempertahankan kendali. Selama Perang Dunia II, Longyearbyen menjadi pusat strategis penting dalam rantai pasokan kekuatan Sekutu, mengalami beberapa serangan udara yang menghancurkan fasilitas penambangan.
Pasca Perang Dunia II, Longyearbyen mengalami pemulihan serta pengembangan infrastruktur, termasuk pembangunan rumah, sekolah, serta fasilitas umum. Namun, pada akhir abad ke-20, penambangan batu bara menurun karena persediaan yang semakin menipis serta meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan. Pemerintah Norwegia mengurangi subsidi untuk industri penambangan sambil mendorong di versifikasi ekonomi. Longyearbyen mulai melihat pertumbuhan sektor pariwisata serta penelitian.
Fakta Menarik Tentang Longyearbyen
Asal Nama: Longyearbyen sebelumnya di kenal sebagai Longyear City hingga 1926. Kota ini dinamai menurut John Munro Longyear, pengusaha Amerika yang memulai penambangan batu bara di sana.
- Status Administratif: Pada 1925, Kepulauan Svalbard di beri status administratif sebagai wilayah Norwegia dengan Longyearbyen sebagai ibu kota administratif.
- Fenomena Matahari: Longyearbyen mengalami fenomena seperti matahari tengah malam pada musim panas dan malam polar pada musim dingin, di mana matahari tidak pernah terbenam atau tidak pernah terbit.
- Pusat Pendidikan Arktik: Longyearbyen adalah pusat pendidikan Arktik penting dengan Universitas Svalbard yang menawarkan program studi dalam ilmu alam, lingkungan, serta teknologi Arktik.
- Beruang Kutub: Kepulauan Svalbard memiliki populasi beruang kutub signifikan, sehingga penduduk serta wisatawan harus mengambil langkah-langkah keamanan khusus seperti membawa senjata penangkis beruang serta menghindari meninggalkan sampah di luar ruangan.
- Larangan Pemakaman: Sejak 1950-an, tidak ada pemakaman di Longyearbyen karena jenazah tidak dapat terurai di tanah beku. Penduduk yang sakit serius harus di evakuasi ke daratan Norwegia.
- Kepolisian: Longyearbyen adalah salah satu kota di dunia yang tidak memiliki kepolisian tetap. Sebaliknya, dewan kota bertanggung jawab atas penegakan hukum.
- Taman Anggur Utara: Kota ini memiliki taman anggur utara di mana penduduk setempat berhasil menghasilkan anggur di bawah cahaya matahari yang terus-menerus selama musim panas.
- Svalbard Global Seed Vault: Longyearbyen dekat Svalbard Global Seed Vault, juga di kenal sebagai Doomsday Vault. Tempat ini menyimpan benih untuk bertahan dalam kondisi apapun serta merupakan cadangan genetik untuk tanaman penting di seluruh dunia.
Kesimpulan
Longyearbyen adalah kota unik dengan karakteristik menarik serta sejarah kaya. Sebagai pusat administratif serta budaya Kepulauan Svalbard, kota ini terus berkembang dengan fokus pada pariwisata berkelanjutan, riset ilmiah, serta keberlanjutan lingkungan. Meski menghadapi tantangan iklim ekstrem serta sejarah penambangan berat, Longyearbyen tetap menjadi tempat menakjubkan serta penting di ujung utara dunia. Terima kasih telah menyimak artikel ini; tetaplah mengikuti video kami untuk informasi menarik lainnya.
Sumber : Youtube