Berita Dunia Terkini – Konflik berkepanjangan antara Israel dan Gaza kembali memanas dengan serangan udara intensif oleh militer Israel ke wilayah Gaza. Dampaknya sangat di rasakan oleh penduduk sipil, terutama kamp pengungsi kota Nuseirat. Puluhan orang tewas, termasuk delapan wanita serta empat anak-anak, akibat serangan Israel.
Pada Minggu malam, serangan udara Israel menghantam berbagai lokasi di Gaza, menyebabkan kehancuran hingga korban jiwa. Di kota Nuseirat, anggota dari pertahanan sipil bekerja tanpa kenal lelah untuk menyelamatkan korban selamat dari puing-puing bangunan yang hancur. Menurut catatan Rumah Sakit Al-Quds kota Albala, serangan Israel malam itu menewaskan 20 orang, termasuk wanita serta anak-anak.
Kemudian, sebuah serangan Israel terjadi di Nusirat, mengakibatkan lima orang tewas. Kondisi jalan yang biasanya ramai kini berubah menjadi memilukan dengan reruntuhan bangunan serta puing-puing yang berserakan. Asap hitam membumbung di udara, menambah kesuraman situasi.
Penderitaan Gaza
Kerabat serta keluarga korban berkumpul dari luar Rumah Sakit Al-Aqsa Albala untuk mendoakan jenazah orang-orang yang mereka cintai. Doa serta tangisan masyarakat, mencerminkan betapa dalamnya duka masyarakat Gaza. Dari antara korban adalah seorang gadis kecil. Kepergiannya membawa kesedihan mendalam bagi keluarganya.
Menurut pihak rumah sakit, serangan Israel juga merenggut nyawa Zahid Ali, seorang perwira senior kepolisian Hamas, serta seorang pria lainnya. Kematian tokoh penting ini semakin menambah beratnya beban warga Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak Israel melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023, telah menewaskan sedikitnya 35.000 warga Palestina. Angka yang sangat mengkhawatirkan ini menunjukkan skala tragedi yang dialami oleh penduduk Gaza. Setiap hari, jumlah korban terus bertambah, membawa kisah-kisah duka serta kehilangan yang mendalam.
Meskipun situasi semakin genting, suara “Allahu Akbar” bergema dari berbagai sudut kota, mencerminkan keteguhan iman penduduk Gaza yang terus berjuang untuk bertahan hidup dalam bayang-bayang konflik yang tak kunjung usai. Seruan ini menjadi simbol keteguhan iman mereka tengah kesulitan luar biasa.
Penderitaan Gaza tidak hanya tentang angka, tetapi juga tentang manusia kehilangan keluarga, rumah, dan harapan. Anak-anak kehilangan masa kecil mereka, orang tua kehilangan anak-anak mereka, sehingga masyarakat kehilangan rasa aman. Namun, di tengah semua kesedihan ini, ada juga kisah-kisah tentang keberanian dan solidaritas. Orang-orang saling membantu, berbagi makanan hingga tempat tinggal, serta mendukung satu sama lain dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
Krisis ini mengingatkan kita akan pentingnya perdamaian dan kemanusiaan. Dunia internasional terus memantau situasi Gaza, dengan berbagai upaya diplomasi dan bantuan kemanusiaan terus berjalan. Namun, bagi para warga, harapan terbesar mereka adalah berakhirnya kekerasan sehingga kembalinya perdamaian tanah mereka.
Kondisi Kota Gaza saat ini mengharuskan kita semua untuk merenungkan kembali pentingnya nilai-nilai kemanusiaan. Solidaritas global dan tekanan diplomatik untuk mengakhiri penderitaan panjang ini, agar warga dapat kembali merasakan kedamaian dan keamanan tanah mereka sendiri.
Sumber : Youtube