Ketegangan di Selat Taiwan semakin memanas setelah Cina meningkatkan aktivitas militernya dengan menggelar latihan militer berskala besar pada 14 Oktober 2024. Latihan ini mencakup berbagai cabang militer, termasuk Angkatan Laut, Udara, dan pasukan roket, yang berfokus pada patroli kesiapan tempur. Blokade pelabuhan, serta serangan terhadap target maritim dan darat. Tujuan utama dari latihan ini, menurut juru bicara Komando Teater Timur Militer Cina, Kapten Lisi, adalah memberikan “peringatan keras” terhadap kelompok separatis yang mendukung kemerdekaan Taiwan, sambil menguji kemampuan operasi gabungan pasukan Cina.
Taiwan Tanggapi dengan Latihan Militer Pertahanan
Menyikapi provokasi ini, Taiwan tak tinggal diam. Pada 28 November 2024, Taiwan menggelar latihan pertahanan udara yang melibatkan pesawat tempur, kapal perang, dan sistem rudal. Latihan ini bertujuan untuk menguji dan memperkuat kesiapan militernya dalam menghadapi potensi ancaman dari Cina. Taiwan juga mendapatkan dukungan diplomatik dan militer dari Amerika Serikat dan sekutunya. Yang menegaskan komitmen mereka untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik. Langkah ini menunjukkan bahwa Taiwan siap melawan setiap upaya yang dianggap merugikan kedaulatan mereka.
Akar Sejarah yang Membingungkan
Konflik antara Cina dan Taiwan memiliki akar sejarah yang sangat kompleks. Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri sejak era Dinasti Ming dan terus mempertahankan klaim tersebut hingga kini. Sejak awal abad ke-17, Taiwan menjadi medan perebutan kekuasaan antara kekuatan asing, mulai dari Belanda dan Spanyol, hingga kekaisaran Jepang yang menguasai Taiwan dari 1895 hingga akhir Perang Dunia II.
Setelah kekalahan Jepang pada 1945, Taiwan diserahkan kembali kepada Republik Tiongkok (ROC), namun ketegangan semakin memuncak pada tahun 1949, saat perang saudara antara Partai Komunis Cina (RRC) dan Kuomintang (ROC) menyebabkan ROC mundur ke Taiwan. Sejak saat itu, Taiwan dan Cina telah berada di jalur politik yang terpisah, dengan Taiwan mengklaim sebagai pemerintahan sah seluruh Cina, sementara RRC menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka.
Mengapa Taiwan Begitu Penting Bagi Cina?
Cina memiliki sejumlah alasan kuat untuk menginginkan Taiwan kembali ke pangkuan mereka. Secara historis, Taiwan dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Cina. Secara strategis, penguasaan atas Taiwan akan memberikan keuntungan besar bagi Cina, termasuk akses ke teknologi canggih seperti semikonduktor yang diproduksi oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Yang memegang peranan penting dalam industri teknologi global. Selain itu, Taiwan juga terletak di posisi strategis di Asia Timur. Mengontrol akses ke Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur perdagangan internasional yang sangat vital.
Taiwan: Identitas Nasional yang Kuat
Meskipun Cina memiliki klaim yang kuat, banyak warga Taiwan yang merasa terpisah secara identitas dari Cina. Sejak menjalani transisi demokrasi pada 1980-an, Taiwan telah mengembangkan sistem politik yang jauh berbeda dengan Cina, yang masih menganut sistem otoriter. Sebagian besar warga Taiwan kini menganggap diri mereka sebagai bangsa yang terpisah, bukan bagian dari Cina. Dalam sebuah jajak pendapat terbaru, sekitar 75% warga Taiwan menyatakan bahwa mereka akan melawan jika terjadi invasi dari Cina, menunjukkan betapa kuatnya rasa identitas dan nasionalisme Taiwan.
Peran Amerika Serikat dan Negara-negara Barat
Keberadaan Amerika Serikat dalam konflik ini sangat krusial. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, Amerika Serikat tetap menjadi sekutu utama Taiwan. Memberikan dukungan militer dalam bentuk penjualan senjata dan pelatihan kepada pasukan Taiwan. Pada Oktober 2024, Amerika Serikat mengumumkan paket penjualan senjata senilai 2 miliar dolar AS kepada Taiwan, termasuk sistem rudal pertahanan udara canggih. Selain itu, Amerika Serikat juga rutin mengadakan latihan militer bersama sekutunya di kawasan Indo-Pasifik untuk meningkatkan kesiapan menghadapi potensi konflik.
Dukungan ini memicu kemarahan Beijing, yang melihat keterlibatan Amerika Serikat sebagai intervensi asing yang merongrong kedaulatan Cina. Bagi Cina, Taiwan bukan hanya soal integritas teritorial, tetapi juga simbol nasionalisme dan kedaulatan mereka.
Ketegangan yang Membawa Ancaman Konflik Global
Konflik antara Cina dan Taiwan semakin rumit dengan intervensi internasional, terutama dari Amerika Serikat dan sekutunya. Meskipun Cina memiliki alasan yang sangat kuat untuk menguasai Taiwan. Langkah militer terhadap Taiwan berisiko memicu konflik yang lebih luas, bahkan berpotensi merusak stabilitas ekonomi global. Oleh karena itu, pendekatan diplomatik yang hati-hati sangat diperlukan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Bagi banyak pihak, dialog dan solusi damai menjadi kunci untuk menyelesaikan ketegangan ini tanpa menimbulkan kerusakan lebih besar. Menjaga stabilitas kawasan dan menghormati aspirasi rakyat Taiwan adalah langkah yang harus di ambil oleh semua pihak untuk mencegah konflik yang dapat merugikan banyak negara di dunia.
Kesimpulan: Jalan Menuju Solusi Damai
Dalam menghadapi ketegangan yang semakin tinggi antara Cina dan Taiwan, jalan menuju penyelesaian damai sangat bergantung pada kemampuan diplomasi internasional untuk menengahi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Sementara itu, identitas nasional Taiwan yang semakin kuat serta dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat. Memberikan harapan bahwa solusi yang adil dan damai dapat tercapai di masa depan, meskipun tantangannya tetap besar.