Berita Dunia Terkini –Thailand dan Kamboja sudah lama berselisih soal kepemilikan Candi Preah Vihear. Perselisihan ini bahkan memicu bentrokan militer hingga menimbulkan korban jiwa. Mengapa candi kuno ini menjadi sumber konflik besar antara dua negara bertetangga?

Sejarah Singkat Candi Preah Vihear

Kerajaan Khmer membangun Candi Preah Vihear pada abad ke-9 hingga ke-12. Candi Hindu ini berdiri di pegunungan Dangrek, tepat di perbatasan Thailand dan Kamboja. Letaknya yang berada di puncak tebing menjadikannya situs arsitektur yang unik sekaligus strategis dari segi militer.

Kamboja menganggap Preah Vihear sebagai warisan budaya penting dari masa kejayaan Khmer. Sementara itu, Thailand melihat nilai historis karena kerajaan Siam sempat menguasai wilayah tersebut.

Akar Sengketa: Peta yang Bertentangan

Thailand dan Kamboja berselisih karena menafsirkan peta secara berbeda. Pada awal abad ke-20, penjajah Prancis membuat peta yang menempatkan Candi Preah Vihear di wilayah Kamboja. Namun, Thailand menolak peta tersebut dan mengklaim bahwa letak geografis candi — yang menghadap ke Thailand — mendukung klaim mereka.

Mahkamah Internasional (ICJ) Ambil Peran

Kamboja membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada 1959. Pada 15 Juni 1962, ICJ memutuskan bahwa Kamboja berhak atas Candi Preah Vihear. Thailand menyatakan menerima keputusan tersebut, tapi rakyatnya merasa kecewa karena ICJ tidak menjelaskan batas wilayah di sekitar candi secara rinci.

Bentrokan Bersenjata

Pada 2008, ketegangan meningkat ketika UNESCO menetapkan Candi Preah Vihear sebagai Situs Warisan Dunia atas permintaan Kamboja. Thailand merasa Kamboja mengambil keuntungan politik dari status tersebut.

Kedua negara mengerahkan pasukan ke perbatasan dan mulai terlibat baku tembak. Bentrokan bersenjata terjadi pada 2008, 2009, dan memuncak pada Februari 2011. Perang singkat itu menewaskan puluhan tentara dan memaksa ribuan warga sipil mengungsi.

Upaya Penyelesaian

Kamboja kembali mengajukan permintaan ke ICJ pada 2011 untuk memperjelas putusan tahun 1962, terutama soal wilayah di sekitar candi. Pada November 2013, ICJ menegaskan bahwa wilayah sekitar Candi Preah Vihear juga berada dalam kedaulatan Kamboja. Thailand tidak setuju, tetapi pemerintah kedua negara akhirnya membuka ruang dialog dan menurunkan ketegangan.

Simbol Nasionalisme dan Identitas

Candi Preah Vihear bukan sekadar situs kuno, tetapi juga lambang nasionalisme. Kamboja menjadikannya simbol kejayaan bangsa, sementara banyak warga Thailand menganggap keputusan ICJ sebagai bentuk kehilangan sejarah. Pemerintah dan media di kedua negara sering menggunakan narasi nasionalis yang memperkuat ketegangan di masyarakat.

Kesimpulan

Thailand dan Kamboja memperebutkan Candi Preah Vihear karena sejarah, peta kolonial, dan sentimen nasionalisme. Warisan budaya ini seharusnya menyatukan, bukan memecah-belah. Namun, kepentingan politik dan identitas nasional sering mengubah candi bersejarah menjadi medan konflik.

Sumber : CNN NEWS

By ALEXA