Berita Dunia Terkini – Grand Canyon, sebuah keajaiban alam menakjubkan di tengah Arizona, Amerika Serikat, dikenal dengan tebing-tebingnya yang menjulang tinggi dan jurang yang dalam. Setiap tahun, ribuan wisatawan berbondong-bondong untuk menyaksikan pemandangan spektakuler yang diukir oleh Sungai Colorado selama jutaan tahun. Namun, di balik pesona wisata yang megah, terdapat sebuah desa kecil yang terabaikan oleh kemajuan modern Desa Supai.
Keindahan dan Keunikan Desa Supai
Terletak di dasar Grand Canyon, Desa Supai adalah salah satu komunitas paling terpencil dan tertinggal di Amerika Serikat. Di huni oleh suku Havasupai yang namanya berarti “orang-orang dari air biru hijau” desa ini di kenal karena keindahan air terjun dan sungainya berwarna biru kehijauan.
Desa ini berada di lembah Havasu, salah satu cabang Grand Canyon lebih subur dan hijau, telah berdiri selama lebih dari 1000 tahun.
Suku Havasupai, yang merupakan bangsa Indian terkecil di Amerika Serikat, pernah menempati wilayah jauh lebih luas, setara dengan tiga kali ukuran Pulau Bali.
Mereka bertani di tanah yang subur serta memanfaatkan aliran Havasu Creek untuk menanam jagung, labu, melon, dan kacang-kacangan. Namun, dengan kedatangan para pemukim Eropa, wilayah mereka menyusut drastis.
Perjuangan dan Kebangkitan Kembali
Pada tahun 1882, banyak anggota suku Havasupai dipaksa meninggalkan tanah leluhur mereka akibat penyerahan wilayah kepada pemerintah federal.
Suku ini terlibat dalam perjuangan hukum yang panjang untuk mendapatkan kembali hak atas tanah mereka. Pada tahun 1975, setelah hampir satu abad perjuangan.
Suku Havasupai akhirnya memperoleh kendali atas lahan seluas 1.800 km² serta akses ke 950 km² tanah di kelola oleh National Park Service.
Sejak saat itu, mereka dapat kembali ke tempat perburuan suci mereka hingga memulihkan budaya serta tradisi mereka.
Kehidupan Sehari-Hari Desa Supai
Desa Supai saat ini dihuni oleh sekitar 600 orang, sebagian besar merupakan anggota suku Havasupai, sementara sisanya adalah minoritas.
Meski jumlah penduduknya kecil, komunitas ini memiliki ikatan yang sangat kuat serta terjaga dengan baik. Kehidupan mereka tetap terpencil, karena akses ke desa ini hanya bisa di lakukan dengan berjalan kaki, menunggang kuda, atau menggunakan keledai melalui jalur setapak sepanjang 13 km dari Hualapai Hilltop.
Keledai tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi utama tetapi juga mengangkut barang-barang penting seperti bahan makanan dan surat. Uniknya, kantor pos di Supai adalah satu-satunya di Amerika Serikat yang masih menggunakan keledai untuk mengirimkan surat.
Pemeliharaan Desa Supai
Meskipun kehidupan di desa ini penuh tantangan, mereka berhasil menjaga tradisi serta budaya mereka dengan baik. Untuk memastikan kesehatan keledai mereka, penduduk desa secara rutin mendatangkan dokter hewan, sering kali datang secara sukarela tanpa meminta bayaran.
Sumber pendapatan utama Desa Supai adalah pariwisata. Setiap tahun, lebih dari 20.000 pengunjung mendaki menuju desa ini untuk menikmati keindahan air terjun Havasu. Desa ini memiliki beberapa bisnis yang melayani wisatawan, seperti kafe, toko umum, penginapan, dan juga sebuah sekolah serta gereja kecil.
Bencana Hingga Pemulihan
Namun, kehidupan di desa ini tidak tanpa risiko. Supai sering dilanda banjir bandang akibat cuaca ekstrem. Pada tahun 2008 dan 2010, hujan deras menyebabkan kerusakan besar, termasuk rumah, jembatan, dan bangunan, serta memaksa evakuasi ratusan wisatawan.
Pada tahun 2010, banjir bahkan menghancurkan jalur setapak, memutuskan akses ke desa serta mengganggu ekonomi pariwisata. Pemerintah Arizona serta Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat memberikan bantuan bencana untuk perbaikan.
Pada tahun 2018, banjir bandang kembali melanda, memaksa 200 penduduk mengungsi menggunakan helikopter dan ATV. Meski sering menghadapi bencana, penduduk Desa Supai tetap setia pada tanah mereka, terus membangun kembali desa, hingga melestarikan budaya tradisional mereka.
Desa Supai adalah contoh nyata ketahanan hingga dedikasi terhadap budaya serta tanah leluhur, meskipun dunia di luar terus berputar dengan cepat. Desa ini tetap menjadi oasis tradisional di tengah-tengah keajaiban alam Grand Canyon.
Sumber : Youtube