Berita Dunia Terkini – Di balik dinginnya daratan utara, Kanada menyimpan salah satu harta paling berharga di dunia: cadangan minyak terbesar ketiga di bumi, sekitar 170 miliar barel, mayoritas tersembunyi dalam pasir minyak Alberta. Kekayaan ini bagaikan permata yang terkunci dalam kotak besi—menggiurkan, namun sulit digapai. Jika dikelola dengan tepat, sumber daya ini bisa membiayai pendidikan, layanan kesehatan, dan pembangunan nasional. Namun selama bertahun-tahun, kekayaan itu tampaknya hanya berkilau dari kejauhan.
Ketergantungan yang Mengikat
Meski menjadi produsen minyak keempat terbesar di dunia, Kanada terjebak dalam ketergantungan pasar tunggal. Sekitar 98% ekspor minyaknya mengalir ke Amerika Serikat, dan seringkali dijual dengan harga jauh di bawah standar global. Tahun 2023 memang menunjukkan sedikit kemajuan dengan penurunan ketergantungan menjadi 80%, namun dominasi pasar Amerika masih membayangi. Akibatnya, provinsi seperti Alberta yang menyumbang 82% produksi minyak nasional, merasa hasil jerih payah mereka tak sebanding dengan keuntungan yang diraih.
TMX: Simbol Pembebasan dan Harapan Baru
Harapan besar hadir dalam bentuk proyek raksasa: Trans Mountain Pipeline Expansion (TMX). Dengan nilai investasi mencapai 34 miliar dolar Kanada (sekitar Rp413 triliun), pipa sepanjang 1.147 km ini menghubungkan Edmonton, Alberta ke Burnaby, British Columbia. TMX bukan hanya jaringan baja, tetapi simbol kebangkitan dan ambisi Kanada untuk menembus pasar internasional, terutama Asia seperti China, Jepang, dan India.
Setelah melewati banyak hambatan, pada 1 Mei 2024, TMX akhirnya resmi beroperasi. Dalam bulan pertama, terminal di Burnaby telah memuat 20 kapal tanker, masing-masing mengangkut 550.000 barel minyak. Proyek ini di perkirakan akan menyumbang 9,2 miliar dolar Kanada terhadap PDB dan menghasilkan 2,8 miliar dolar dalam bentuk pajak selama dua dekade mendatang.
Manfaat Ekonomi dan Tantangan Lingkungan
TMX di yakini akan memperbaiki posisi tawar minyak Kanada di pasar global. Pada 2022, minyak Kanada di jual rata-rata 20 dolar lebih murah dari harga global. Melalui akses pasar baru, harga jual di perkirakan naik 5–8 dolar per barel berpotensi menghasilkan keuntungan tahunan hingga 2 miliar dolar Kanada.
Namun, keberhasilan ini datang bersama kekhawatiran. Kelompok lingkungan mengingatkan bahwa TMX bisa menambah emisi karbon hingga 8,8 juta ton CO2 per tahun—setara dengan 2,2 juta mobil. Ini menjadi dilema besar bagi Kanada yang telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050.
Suara Komunitas Pribumi yang Tersisih
Di balik derap langkah kemajuan, suara komunitas adat menggema lantang. Dari 129 komunitas pribumi yang di lintasi proyek TMX, sebagian besar merasa terancam. Bagi mereka, tanah dan air bukan sekadar sumber daya, tetapi bagian dari warisan dan jati diri. Risiko tumpahan minyak bisa menghancurkan ekosistem laut yang menjadi sumber penghidupan mereka—seperti ikan salmon, paus, dan kerang.
Protes pun muncul, bahkan sempat memicu blokade kereta nasional pada 2020. TMX sempat tertunda hingga 8 tahun akibat penolakan, proses hukum, dan peninjauan ulang dampak lingkungan. Kisah ini menjadi bukti bahwa proyek energi bukan hanya tentang produksi dan keuntungan, tapi juga menyangkut keadilan dan hak masyarakat lokal.
Ironi Energi: Kaya Tapi Tak Mandiri
Ironisnya, meski ingin lepas dari Amerika, sebagian besar minyak Kanada masih harus melewati negeri itu untuk mencapai wilayah timur seperti Ontario dan Quebec. Minyak dalam negeri justru menempuh perjalanan melintasi negara lain sebelum tiba di rumahnya sendiri sebuah paradoks yang mempertanyakan kedaulatan energi Kanada.
Ketergantungan ini di perburuk oleh ketidakpastian politik di AS. Selama pengaruh tokoh-tokoh seperti Donald Trump masih kuat, risiko intervensi pasar tetap tinggi. Maka muncullah usulan untuk menghidupkan kembali proyek-proyek lama yang dulu di batalkan.
Proyek Lama, Harapan Baru: Energy East dan Northern Gateway
Dua proyek besar yang kini kembali di pertimbangkan adalah Energy East dan Northern Gateway.
-
Energy East: Pipa sepanjang 4.600 km dari Alberta ke New Brunswick, di rancang untuk mengangkut 1,1 juta barel minyak per hari. Proyek ini berpotensi memberi kemandirian energi bagi wilayah timur Kanada. Namun dibatalkan pada 2017 karena kekhawatiran lingkungan dan biaya membengkak.
-
Northern Gateway: Menargetkan pasar Asia, proyek ini akan membawa 525.000 barel minyak dari Alberta ke pelabuhan Kitimat di British Columbia. Namun penolakan keras dari komunitas adat dan risiko terhadap ekosistem hutan hujan Great Bear menyebabkan proyek ini di batalkan pada 2016.
Kini, dengan TMX yang berhasil di wujudkan, suara-suara untuk menghidupkan kembali kedua proyek ini kembali menguat. Namun jalan yang harus di tempuh penuh tantangan yang sama—protes masyarakat, risiko ekologis, dan beban finansial.
Persimpangan Besar: Kemakmuran atau Keberlanjutan?
Kanada kini berdiri di sebuah persimpangan sejarah. Di satu sisi, ada potensi kemakmuran luar biasa yang bisa mengangkat kualitas hidup jutaan warga. Di sisi lain, ada tanggung jawab moral terhadap bumi, terhadap anak-anak masa depan, dan terhadap komunitas yang selama ini belum cukup di dengar.
Pipa demi pipa yang di bangun bukan hanya mengalirkan minyak, tapi juga membawa pertanyaan besar: Apakah kemajuan harus selalu di bayar dengan risiko terhadap lingkungan dan budaya? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan arah perjalanan energi dan keadilan di Kanada untuk dekade-dekade mendatang.
Sumber : Youtube.com