Berita Dunia Terkini-Gaza, 1 Juli 2025 — Militer Israel akhirnya mengakui bahwa pasukannya menembaki warga Palestina yang tengah mengantre bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Insiden ini langsung memicu kecaman luas dari komunitas internasional dan menambah daftar panjang kekerasan dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas.
Menurut pernyataan resmi Israel Defense Forces (IDF), tentara melepaskan tembakan setelah mereka merasa “terancam” oleh kerumunan besar yang mendekati konvoi
bantuan. Juru bicara militer Israel menyampaikan dalam konferensi pers bahwa pihaknya sedang menyelidiki kejadian ini dan menyampaikan penyesalan atas jatuhnya korban sipil.
Namun, pernyataan tersebut gagal meredam kritik. Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan warga sipil tak bersenjata sedang menunggu distribusi
makanan, lalu terdengar suara tembakan yang memicu kepanikan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa insiden ini menewaskan sedikitnya 30 warga sipil dan melukai puluhan lainnya.
Organisasi kemanusiaan internasional mengecam keras tindakan tersebut dan mendesak pemerintah Israel untuk membuka penyelidikan independen. “Tindakan ini
melanggar hukum humaniter internasional. Menembaki warga sipil yang sedang menunggu bantuan merupakan kejahatan yang tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun,” tegas perwakilan Human Rights Watch.
Pemerintah Israel menghadapi tekanan kuat dari sekutunya yang menuntut transparansi penuh dalam proses penyelidikan serta jaminan bahwa kejadian serupa tidak
akan terulang. Di sisi lain, masyarakat Gaza terus menghadapi dampak berat dari blokade dan konflik bersenjata yang memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Insiden penembakan ini kembali menyoroti kondisi genting di Jalur Gaza. Lebih dari dua juta penduduk kini hidup dalam keadaan darurat. Mereka sangat bergantung
pada bantuan kemanusiaan, namun pihak berwenang terus membatasi akses karena alasan keamanan dan pengendalian wilayah.
Sumber : CNN NEWS