Berita Dunia Terkini – Di tengah konflik yang berkobar di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina, Iran muncul sebagai salah satu negara yang paling vokal dalam memberikan perlawanan. Dukungan Iran tidak hanya terbatas pada kecaman dan boikot, tetapi juga termasuk serangan rudal yang mematikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana Iran beroperasi dan apa yang mendasari kebijakan luar negerinya.
Keberanian Militer Iran
Iran memiliki salah satu program rudal balistik paling maju di Timur Tengah, termasuk rudal hipersonik Fatah yang di perkenalkan pada Juni 2023. Dengan kecepatan mencapai 18.500 km/j dan jangkauan maksimum sekitar 100 km, Fatah di rancang untuk mengatasi sistem pertahanan musuh. Selain itu, Iran juga mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak yang berkontribusi pada kemampuan militernya, bahkan diekspor ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.
Kemandirian Ekonomi dan Teknologi
Sanksi yang dijatuhkan oleh Barat telah mendorong Iran untuk mengembangkan kemandirian dalam teknologi dan ekonomi. Hal ini memberi Iran fleksibilitas untuk mengambil posisi politik yang independen tanpa terlalu khawatir kehilangan dukungan internasional. Hubungan erat dengan negara-negara seperti Cina dan Rusia juga memberikan Iran dukungan yang penting, baik dalam aspek politik maupun ekonomi.
Aliansi dengan Cina dan Rusia
Cina dan Rusia berperan penting dalam memperkuat posisi Iran di panggung internasional. Mereka tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga bantuan ekonomi, terutama dalam sektor energi. Meskipun terdapat sanksi internasional, Cina terus mengimpor minyak dari Iran, sedangkan Rusia menjadi pemasok utama peralatan militer. Kerja sama ini memperkuat posisi Iran dalam menghadapi tekanan dari AS dan sekutunya.
Sejarah hubungan Iran dan Israel sangat kompleks. Di bawah rezim Pahlevi, Iran pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, setelah Revolusi Islam 1979, Iran berubah menjadi negara yang teokratik dan anti-Barat, dengan Israel dianggap sebagai ancaman bagi dunia Islam. Retorika anti-Israel menjadi bagian dari identitas nasional Iran dan politik domestiknya, menjadikannya komitmen ideologis untuk mendukung Palestina.
Konfrontasi Militer yang Berkepanjangan
Meskipun terjadi ketegangan yang mendalam, Iran dan Israel tetap terlibat dalam hubungan militer yang kompleks, termasuk dukungan Iran kepada kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas. Pada awal 2000-an, Iran meningkatkan dukungannya terhadap kelompok-kelompok ini, yang berujung pada konflik besar, seperti Perang Lebanon 2006.
Ketegangan semakin meningkat dengan pengembangan program nuklir Iran, yang dipandang sebagai ancaman langsung oleh Israel. Sejak saat itu, serangan-serangan rahasia, termasuk operasi cyber dan penghilangan ilmuwan nuklir, menjadi bagian dari upaya Israel untuk menghentikan program nuklir Iran.
Kesimpulan
Serangan demi serangan antara Iran dan Israel adalah puncak dari konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Iran, dengan dukungan dari Cina dan Rusia, serta kemandirian ekonomi dan teknologi, siap menghadapi tantangan ini. Sementara itu, Israel terus berupaya untuk melindungi keberadaannya. Dinamika ini menciptakan sebuah skenario yang kompleks dan berpotensi berbahaya bagi stabilitas kawasan Timur Tengah.
Sumber : Youtube