AS-Iran Memanas: Ancaman Baru di Tengah Krisis Timur Tengah
Berita Dunia Terkini-Teheran, 25 Juni 2025 — Pemerintah Iran menegaskan akan melanjutkan dan mempercepat program nuklirnya setelah Amerika Serikat melancarkan serangan militer terhadap sejumlah fasilitas penting di wilayah Iran. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara langsung menyampaikan pernyataan keras ini dan menuding AS sebagai “agresor imperialis.” Ia bersumpah bahwa Iran tidak akan tunduk pada tekanan asing.
“Serangan ini hanya memperkuat tekad kami. Program nuklir Iran merupakan hak nasional dan strategis yang tidak bisa dihentikan oleh bom ataupun sanksi,” ujar Khamenei dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional.
Serangan AS dan Respons Iran
Amerika Serikat menyerang fasilitas militer dan infrastruktur komunikasi di dekat kota Isfahan dan Natanz pada awal pekan ini. Masyarakat mengenal kedua kota tersebut sebagai lokasi utama pengayaan uranium Iran. Pentagon menyebut serangan ini sebagai “tindakan pencegahan” terhadap ancaman dari program nuklir Iran yang, menurut mereka, semakin tidak transparan dan berpotensi militeristik.
Iran mengecam tindakan AS karena melanggar kedaulatan negaranya dan menyebut serangan itu sebagai “deklarasi perang tidak resmi.” Beberapa jam setelah serangan, pemerintah Iran mengaktifkan kembali pusat-pusat pengayaan uranium dan mengumumkan rencana mereka untuk memperkaya uranium melebihi batas yang ditetapkan oleh perjanjian nuklir 2015 (JCPOA), yang menurut Iran sudah tidak relevan lagi.
Kecaman Internasional dan Ketegangan Regional
Komunitas internasional menanggapi serangan AS dan respons Iran dengan reaksi keras. Rusia dan Tiongkok mengecam aksi militer AS, sementara negara-negara Eropa mendesak semua pihak untuk menurunkan eskalasi dan membuka jalur diplomasi. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya risiko konflik besar di kawasan Timur Tengah.
“Dunia tidak mampu menyaksikan perang baru di Timur Tengah. Semua pihak harus menahan diri dan mengedepankan diplomasi,” ujar Guterres.
Masa Depan yang Tidak Pasti
Ketegangan antara AS dan Iran terus meningkat, sehingga memicu kekhawatiran terhadap kemungkinan perang terbuka. Keputusan Iran untuk mempercepat program nuklir memicu ketegangan baru dengan Israel, yang sejak lama menentang pengembangan nuklir oleh Iran.
Meskipun situasi terus berkembang, banyak analis memprediksi bahwa konfrontasi ini akan menguji ketahanan diplomasi global dan membangkitkan kembali ketakutan terhadap proliferasi senjata nuklir di kawasan yang telah lama bergolak.
Sumber : CNN NEWS