Berita Dunia Terkini – Warga sipil Jalur Gaza memulai perayaan Idul Adha tahun ini tanpa keceriaan seperti sebelumnya. Sejak perang antara Hamas dan Israel berkecamuk tahun lalu, perayaan hari raya Gaza tidak lagi sama.
Idul Adha dalam Pengungsian
Penduduk Gaza yang terpaksa mengungsi akibat perang harus merayakan Idul Adha dalam tenda-tenda pengungsian dan masjid-masjid hancur. Kemeriahan hari raya Idul Adha tidak di rasakan oleh warga Palestina yang menggelar salat Id antara puing-puing bangunan runtuh di Khan Yunis. Mereka tak bisa berkumpul dengan saudara-saudara seperti biasanya. Perayaan kamp pengungsian sangat sederhana, tanpa daging kurban, mereka hanya menyantap hidangan seadanya yang dimiliki.
Pasar dan kios kem Nusairat kini sepi. Hampir seluruh bangunan telah hancur akibat serangan Israel sejak sembilan bulan lalu. Di Khan Yunis, warga menggelar salat Idul Adha antara reruntuhan bangunan kota, beralaskan sajadah dan mengenakan baju terbaik mereka. Warga Gaza berkumpul untuk melaksanakan salat Id di tengah kondisi memprihatinkan.
Perayaan Idul Adha Sederhana
Keluarga Masran, salah satu warga Palestina, hanya tinggal bersama dua putri serta putranya di sebuah gedung sekolah Khan Yunis. Ibu berusia 71 tahun ini harus berpisah dengan 25 anggota keluarga lain yang juga berjuang mencari perlindungan agar tetap hidup tengah perang. Tanpa daging hingga kacang-kacangan yang biasa di santap sebagai hidangan hari raya, Masran dan para pengungsi lainnya hanya memasak stok makanan seadanya dengan peralatan sederhana kamp pengungsian.
Menurut Fikri, seorang relawan Marsi Gaza, kondisi sangat sulit. Banyak rumah sakit berhenti beroperasi akibat kekurangan obat-obatan dan bahan bakar. Rumah Sakit Asifa hingga Rumah Sakit Indonesia, dua rumah sakit terbesar Gaza, sempat berhenti beroperasi. Kini, Rumah Sakit Indonesia telah kembali beroperasi, berusaha memberikan fasilitas kesehatan terutama bagi masyarakat Gaza Utara.
Krisis Gizi
Masyarakat Gaza dihadapkan dengan ancaman kelaparan serta kekurangan gizi. Banyak anak-anak yang mengalami malnutrisi. Blokade serta serangan yang di lakukan oleh Israel terhadap kota Rafah mengakibatkan pintu perbatasan tertutup, sehingga bantuan-bantuan kemanusiaan tidak dapat masuk. Akibatnya, banyak warga Gaza yang kelaparan hingga membutuhkan bantuan segera.
Idul Adha Gaza tahun ini di rayakan dengan penuh nestapa. Tengah puing-puing serta kesulitan hidup, warga Gaza tetap melaksanakan ibadah serta merayakan hari raya dengan sederhana. Kondisi memprihatinkan ini memerlukan perhatian dan bantuan dari komunitas internasional untuk membantu meringankan penderitaan mereka.
Sumber : Youtube