Berita Dunia Terkini – Pada 23 Agustus 2023, pesawat ruang angkasa Candrayantri milik India mencatat capaian bersejarah dengan mendarat di kutub selatan bulan. Lokasi yang gelap dan jarang terlihat dari Bumi ini ternyata menyimpan rahasia besar: es bulan yang melimpah.
Keberadaan Es di Kutub Selatan Bulan
Kandungan es yang signifikan di kutub selatan bulan menjadi fokus penelitian para ilmuwan. Lebih dari dua dekade lalu, NASA secara tidak sengaja menemukan es ini dalam salah satu misinya. Penemuan ini menjadi titik balik penting dalam pemahaman tentang sumber daya alam bulan.
Es bulan bukan hanya sebagai sumber air yang potensial mendukung kehidupan manusia di bulan, tetapi juga sebagai bahan bakar penting untuk eksplorasi antariksa. Dengan mengubah es menjadi oksigen dan hidrogen, para astronaut bisa memperoleh sumber daya vital untuk menjalankan misi eksplorasi yang lebih jauh, termasuk ke Mars.
Asal-usul Air di Luar Angkasa
Penemuan es di kutub selatan bulan juga membuka wawasan baru tentang asal-usul air di tata surya. Air tidak hanya berasal dari proses dalam Bumi, tetapi juga ditemukan dalam berbagai bentuk sekitar bintang-bintang dan planet-planet lain.
Penemuan ini menunjukkan bahwa air mungkin “menumpang” dalam asteroid kaya air sebelum menabrak permukaan bulan ribuan tahun yang lalu.
Membangun Pangkalan Kutub Selatan Bulan
Pengembangan pangkalan di kutub selatan bulan bukanlah tugas yang mudah. Lokasi ini menghadapi tantangan teknis signifikan, termasuk suhu ekstrim yang mencapai 100 derajat Celsius pada siang hari dan turun hingga minus 290 derajat Celsius pada malam hari. Masalah debu bulan yang lengket, radiasi dari sinar matahari dan kosmik juga perlu diatasi.
Para ilmuwan hingga insinyur sedang berusaha keras menemukan solusi untuk memungkinkan kehadiran manusia. Salah satu inovasi adalah mengubah regolit bulan (lapisan permukaan yang keras dan berbutir) menjadi bahan bangunan seperti batu bata. Dengan menggunakan energi panas matahari untuk melelehkan regolit serta membentuknya menjadi struktur yang dapat di huni.
Misi Artemis
NASA, melalui misi Artemis, bertekad untuk kembali ke bulan hingga mendirikan kehadiran yang langgen. Misi ini bukan hanya untuk membangun pangkalan, tetapi juga sebagai langkah awal menuju eksplorasi lebih jauh ke Mars hingga potensi eksplorasi lainnya.
Artemis I, misi pertama dalam program Artemis. Berhasil di luncurkan pada Desember serta membawa manusia kembali ke bulan, membuktikan teknologi serta kemajuan pesawat ruang angkasa.
Artemis II dan III dijadwalkan untuk melanjutkan eksplorasi dengan mendaratkan astronaut di kutub selatan bulan pada tahun-tahun mendatang.
Menyelidiki Alam Semesta
Penemuan es pada kutub selatan bulan tidak hanya mengubah pandangan terhadap satelit tetangga kita, tetapi juga memperluas pemahaman tentang asal-usul serta potensi kehidupan pada luar angkasa.
Dengan terus menggali sumber daya dan potensi luar angkasa, manusia mungkin dapat memperluas peradaban mereka serta menjawab misteri-misteri alam semesta yang belum terpecahkan.
Kutub selatan bulan bukan hanya tempat eksplorasi ilmiah, tetapi juga pintu gerbang baru untuk masa depan manusia pada luar Bumi.
Dengan terus mengembangkan teknologi hingga pengetahuan tentang alam semesta, kita membuka peluang untuk menciptakan keberlanjutan serta eksplorasi antariksa yang lebih luas.
Sumber : Youtube