DeepSeek AI Buatan Cina yang Mengguncang Dominasi Amerika SerikatDeepSeek AI Buatan Cina yang Mengguncang Dominasi Amerika Serikat

Berita Dunia Terkini – Dalam beberapa jam setelah peluncurannya, DeepSeek, sebuah sistem kecerdasan buatan (AI) buatan Cina, berhasil mengguncang dominasi kecerdasan buatan Amerika Serikat. Sistem ini mengubah lanskap ekonomi dan teknologi secara dramatis. Sejak hari pertama peluncuran, DeepSeek mampu menghancurkan lebih dari 1 triliun dolar ekonomi Amerika Serikat—setara dengan sekitar Rp16.000 triliun. Saham perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Broadcom, dan Alphabet (induk Google) merosot tajam, memberikan dampak besar bagi pasar global.

Kejatuhan Saham dan Dampaknya pada Industri Teknologi

Setelah DeepSeek diluncurkan, saham Nvidia terjun bebas hingga 17%, menyebabkan kerugian sebesar 593 miliar dolar. Tidak hanya Nvidia yang mengalami kerugian besar, harga saham produsen cip lainnya, seperti Broadcom, juga merosot 17,4%. Bahkan, perusahaan raksasa teknologi seperti Alphabet, induk Google, mengalami penurunan saham hingga 4,2%, sementara Microsoft yang mendukung ChatGPT juga mengalami penurunan 2,1%. Penurunan terbesar tercatat pada sektor semikonduktor, dengan Indeks Konduktor Philadelphia anjlok 9,2%, salah satu penurunan terbesar sejak Maret 2020. Ini menjadi tamparan keras bagi Amerika Serikat yang sebelumnya merasa jauh lebih unggul dalam pengembangan AI.

Pandangan Amerika Serikat yang Salah Tentang Kecerdasan Buatan Cina

Para pengusaha dan analis teknologi di Amerika Serikat sebelumnya memiliki pandangan bahwa mereka telah beberapa tahun lebih maju di bandingkan Cina dalam hal teknologi kecerdasan buatan. Mereka beranggapan bahwa perusahaan-perusahaan rintisan di Cina tidak mungkin dapat menciptakan model AI yang lebih baik dari Amerika Serikat. Namun, kenyataannya, DeepSeek model AI baru buatan Cina—malah melampaui kecanggihan model AI yang dimiliki Amerika Serikat. Lebih mengejutkan lagi, biaya untuk mengembangkan Dipsik jauh lebih rendah daripada sistem AI serupa dari Amerika.

Persaingan Global dalam Teknologi dan Geopolitik

Di balik persaingan AI ini, terdapat lebih dari sekedar persaingan teknologi. Ini juga merupakan simbol pertarungan hegemoni kapitalisme dan geopolitik antara dua negara besar. Perang dagang yang di mulai pada era Presiden Donald Trump semakin memanas, terutama ketika Amerika Serikat menuduh Cina melakukan praktik perdagangan yang tidak adil, seperti pencurian kekayaan intelektual dan subsidi industri yang tidak transparan. Ketegangan ini memuncak ketika Amerika Serikat mulai menargetkan sektor teknologi Cina, menghambat akses Cina ke teknologi 4G, komponen perangkat keras, hingga aplikasi populer seperti TikTok.

Pembatasan Akses dan Reaksi Cina

Dalam usaha untuk melindungi posisi dominannya dalam teknologi global, Amerika Serikat mengambil langkah drastis untuk membatasi akses Cina terhadap cip canggih yang di gunakan dalam pengembangan AI. Sejak 2022, pemerintahan Presiden Joe Biden melarang ekspor produk cip dari perusahaan seperti Nvidia dan AMD ke Cina. Selain itu, langkah-langkah yang di ambil untuk menekan akses Cina terhadap TSMC dan perusahaan semikonduktor lainnya semakin memperburuk hubungan kedua negara. Sebagai hasilnya, Cina mengalami kesulitan untuk mengakses cip terbaru yang di gunakan dalam pengembangan superkomputer dan kecerdasan buatan.

Namun, langkah ini justru memicu reaksi tak terduga dari Cina. Alih-alih menyerah, Cina mulai mencari cara untuk mengatasi hambatan ini. Mereka mulai mengembangkan cip lokal dan teknologi komputasi yang lebih efisien. Cina juga memperkuat kerjasama dengan negara-negara yang tidak terpengaruh oleh sanksi Amerika, seperti Rusia dan beberapa negara Timur Tengah. Dengan ini, Cina menunjukkan bahwa mereka bisa mengembangkan AI tanpa harus bergantung pada cip yang diproduksi di Amerika Serikat.

Inovasi DeepSeek : AI yang Lebih Efisien dan Hemat Biaya

Dalam waktu singkat, Cina berhasil menciptakan DeepSeek , sebuah sistem kecerdasan buatan yang mengandalkan perangkat keras sederhana namun menawarkan performa luar biasa. Dengan biaya pengembangan yang sangat rendah, hanya sekitar 6 juta dolar AS (sekitar Rp7 miliar), DeepSeek berhasil menciptakan dua model AI, DeepSeek V3 dan DeepSeek R1. Kedua model ini di kenal lebih efisien dan hemat biaya, menawarkan alternatif yang lebih terjangkau di bandingkan sistem AI dari perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI dan Google.

DeepSeek : AI Open Source untuk Semua

Salah satu daya tarik utama dari DeepSeek adalah sifatnya yang gratis dan open source. Keputusan Cina untuk membuka akses ke teknologi ini memiliki dampak besar bagi industri AI global. Dengan membuka kode sumber DeepSeek, Cina mendorong lebih banyak pengembang di seluruh dunia untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi ini. Selain itu, ini memungkinkan negara-negara berkembang dan perusahaan kecil untuk mengembangkan AI mereka sendiri tanpa harus bergantung pada teknologi yang mahal dari perusahaan Barat.

Melalui pendekatan ini, Cina tidak hanya menawarkan alternatif untuk mengurangi dominasi teknologi AI dari Amerika Serikat, tetapi juga membuka peluang besar bagi negara-negara yang ingin menghindari ketergantungan pada kekuatan besar. DeepSeek memberi kesempatan kepada lebih banyak pengembang, peneliti, dan inovator. Untuk berpartisipasi dalam ekosistem AI yang berkembang, yang pada gilirannya akan semakin memperkuat posisi Cina di dunia teknologi.

Masa Depan AI Global: Dunia Tanpa Dominasi Tunggal?

Dengan DeepSeek yang kini menjadi alternatif serius, dunia teknologi global memasuki babak baru. Cina telah menunjukkan bahwa dengan kecerdasan dan inovasi. Negara yang di anggap lebih tertinggal dalam beberapa tahun terakhir ini dapat menciptakan teknologi yang setara atau bahkan melampaui pencapaian negara-negara dengan dominasi teknologi. Persaingan global dalam kecerdasan buatan tidak lagi hanya tentang siapa yang memimpin. Tetapi juga bagaimana teknologi tersebut dapat di akses oleh seluruh dunia tanpa adanya dominasi tunggal. Inilah yang membuat persaingan antara Cina dan Amerika Serikat di bidang kecerdasan buatan menjadi semakin menarik dan penuh dengan potensi perubahan global yang besar.

Sumber : Youtube

By ALEXA