Berita Dunia Terkini – Dataran Tinggi Golan, sebuah wilayah yang terletak di perbatasan antara Israel dan Suriah, bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena ketegangan politik dan sejarah panjang yang menyertainya. Wilayah yang penuh dengan kontroversi ini telah menjadi titik sengketa di Timur Tengah sejak dikuasai oleh Israel pada tahun 1967. Namun, apa yang membuat Dataran Tinggi Golan begitu penting? Apakah hanya karena posisi geografisnya yang strategis, atau ada faktor lain yang lebih kompleks di baliknya?
Sejarah Singkat Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan terletak di barat daya Suriah, sekitar 60 kilometer dari Damaskus, dan berbatasan dengan Israel di sebelah barat, Lebanon di utara, serta Yordania di tenggara. Wilayah ini terdiri dari rangkaian pegunungan vulkanik yang terjal, dengan puncak tertinggi berada di Gunung Hermon, yang mencapai ketinggian 2.814 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah ini berada di atas batuan basalt yang kaya akan mineral, menjadikannya subur dan ideal untuk pertanian.
Dataran Tinggi Golan memiliki sumber daya air yang sangat penting, termasuk aliran Sungai Yordan dan beberapa sungai utama yang berasal dari Lebanon, seperti Sungai Hasbani. Kontrol terhadap sumber daya air ini menjadi salah satu alasan mengapa wilayah ini begitu diperebutkan.
Perebutan Wilayah Golan: Sejarah Konflik dan Ketegangan
Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari, Israel berhasil merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Sejak saat itu, wilayah ini berada di bawah kontrol Israel, yang membangun sejumlah pemukiman dan infrastruktur militer di sana. Namun, dunia internasional tidak mengakui pendudukan ini. Pada tahun 1981, Israel secara sepihak mengesahkan undang-undang yang menganeksasi Dataran Tinggi Golan, tetapi keputusan ini tidak di akui oleh PBB atau banyak negara lainnya.
PBB dan Komunitas Internasional
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mengutuk tindakan Israel dan menyatakan bahwa status wilayah tersebut tidak sah secara internasional. Meski demikian, Israel tetap mempertahankan kontrolnya atas Dataran Tinggi Golan, dan pada tahun 2019, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menjadi satu-satunya negara yang mengakui kedaulatan Israel atas wilayah ini.
Faktor Strategis Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan memiliki posisi yang sangat strategis. Dengan ketinggiannya yang memberikan pemandangan luas, Israel dapat memantau aktivitas di Suriah dan Lebanon, yang merupakan keuntungan besar bagi pertahanan militer mereka. Kontrol atas wilayah ini memungkinkan Israel untuk menjaga posisi defensif yang kuat terhadap potensi serangan dari utara.
Selain keuntungan militer, Dataran Tinggi Golan juga memiliki sumber air yang sangat penting bagi Israel. Sungai Yordan, yang mengalir melalui wilayah ini, menyediakan sebagian besar pasokan air bersih untuk Israel. Kehilangan kontrol atas wilayah ini berarti kehilangan akses ke salah satu sumber daya air utama yang krusial bagi kebutuhan irigasi dan domestik Israel.
Makna Religius dan Sejarah Dataran Tinggi Golan
Bagi banyak orang Yahudi, Dataran Tinggi Golan memiliki makna religius yang dalam. Dalam tradisi Yahudi, wilayah ini di kenal sebagai bagian dari tanah yang di janjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Golan di sebutkan dalam Alkitab Ibrani sebagai salah satu kota perlindungan dalam wilayah Bashan, yang merupakan bagian dari suku Manasye.
Keinginan untuk mempertahankan wilayah ini, bagi sebagian orang Yahudi, bukan hanya masalah geopolitik, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga warisan leluhur mereka. Oleh karena itu, ada dorongan kuat untuk mempertahankan Golan sebagai bagian dari negara Israel.
Potensi Sumber Daya Alam dan Keuntungan Ekonomi
Selain faktor militer dan religius, Dataran Tinggi Golan juga diyakini memiliki potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar. Meski eksplorasi sumber daya alam ini masih terbatas, potensi tersebut menjadi salah satu faktor tambahan bagi Israel untuk mempertahankan kendali atas wilayah ini. Jika benar ada cadangan energi yang melimpah, hal ini akan semakin memperkuat posisi strategis dan ekonomi wilayah tersebut.
Sampai hari ini, status hukum Dataran Tinggi Golan tetap menjadi isu yang kontroversial di dunia internasional. Sebagian besar negara dan organisasi internasional, termasuk PBB, menganggap wilayah ini sebagai bagian dari Suriah yang di duduki oleh Israel secara ilegal. Namun, Israel dan pendukungnya, terutama Amerika Serikat, tetap menegaskan bahwa wilayah ini adalah bagian dari negara mereka.
Kesimpulan
Dataran Tinggi Golan bukan hanya sekadar wilayah dengan keindahan alam dan sumber daya alam yang melimpah. Wilayah ini adalah simbol dari ketegangan geopolitik yang telah berlangsung selama lebih dari setengah abad. Di satu sisi, Israel menganggap Golan sebagai bagian dari tanah mereka yang memiliki nilai strategis, religius, dan ekonomi yang sangat penting. Di sisi lain, Suriah dan komunitas internasional tetap menuntut pengembalian wilayah tersebut, yang mereka anggap sebagai pendudukan ilegal.
Pertanyaan tentang siapa yang berhak atas Dataran Tinggi mungkin tidak akan terjawab dengan mudah. Namun, satu hal yang pasti, wilayah ini akan terus menjadi titik panas dalam konflik Timur Tengah yang belum menemukan jalan keluar yang jelas.
Sumber : Youtube