Berita Dunia Terkini –Konflik berkepanjangan di Gaza tidak hanya menghancurkan wilayah Palestina, tetapi juga melukai mental tentara Israel. Laporan terbaru menunjukkan peningkatan kasus bunuh diri di kalangan militer akibat trauma yang mereka alami selama operasi tempur di Gaza.
Sejak Oktober 2023, militer Israel mengerahkan pasukan besar-besaran ke Jalur Gaza. Selama berbulan-bulan, para tentara terlibat dalam pertempuran brutal, menyaksikan kematian rekan-rekan mereka, dan menghadapi tekanan moral yang berat. Pengalaman tersebut memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan membuat banyak tentara mengalami krisis mental yang parah.
Lembaga kesehatan mental di Israel melaporkan bahwa jumlah tentara yang mencari bantuan psikologis terus meningkat. Namun, banyak dari mereka enggan terbuka karena stigma seputar kesehatan jiwa masih kuat di lingkungan militer. Akibatnya, sebagian tentara memilih mengakhiri hidup karena tidak mendapat dukungan yang cukup.
Salah satu perwira muda yang bertugas di Gaza memilih bunuh diri setelah kembali dari medan perang. Keluarganya menyampaikan bahwa dia mengalami mimpi buruk, sulit tidur, dan merasa sangat bersalah atas apa yang dia lakukan selama perang. Meskipun dia sudah meminta bantuan profesional, militer lambat dalam memberikan respons.
Kementerian Pertahanan Israel mengakui tekanan mental yang menimpa tentaranya dan berjanji akan memperkuat layanan kesehatan jiwa. Namun, para pengamat dan aktivis hak asasi manusia menilai militer belum menangani masalah ini secara serius. Mereka menuntut reformasi sistem kesehatan mental dan perubahan budaya militer yang masih mengabaikan trauma psikologis.
Kasus bunuh diri ini menunjukkan bahwa dampak perang tidak berhenti di medan tempur. Para tentara membawa luka mental yang mendalam, bahkan setelah mereka kembali dari garis depan. Kekerasan yang mereka alami terus menghantui dan, dalam banyak kasus, menghancurkan hidup mereka secara perlahan.
Sumber : CNN NEWS