Berita Dunia Terkini – Istilah ras Arya awalnya merujuk pada kelompok etnis dan budaya yang berbicara bahasa Indo-Iran di wilayah India dan Persia kuno. Dalam teks-teks Hindu, “Arya” berarti golongan masyarakat yang terhormat dan bermartabat. Pada abad ke-19, para ilmuwan Eropa memperkenalkan istilah ini untuk menggambarkan penutur bahasa Indo-Eropa, yang mencakup wilayah Eropa hingga India, tanpa mengaitkannya dengan konsep rasial.
Distorsi Makna Arya Menjadi Ras Unggulan
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, istilah “Arya” mulai dihubungkan dengan teori rasial. Beberapa ilmuwan mencetuskan gagasan bahwa penutur bahasa Indo-Eropa adalah keturunan dari ras Proto-Indo-Eropa yang lebih unggul, memisahkan mereka dari kelompok ras lain seperti Semit dan Hamitik. Ideologi ini berkembang menjadi “Aryanisme,” yang mempengaruhi pandangan rasis dan antisemit pada masa itu, termasuk pengaruhnya terhadap kebijakan politik Nazi.
Ketika Adolf Hitler dan partai Nazi berkuasa pada tahun 1930-an, mereka mengadopsi konsep Aryanisme untuk mendukung ideologi supremasi rasial mereka. Ras Arya, menurut mereka, adalah ras superior yang harus memimpin dunia, dengan ciri fisik tertentu seperti kulit putih, rambut pirang, dan mata biru. Dalam bukunya Mein Kampf, Hitler berpendapat bahwa ras Arya memiliki keunggulan intelektual dan moral, serta hak untuk menguasai dunia.
Kebijakan Rasial dan Genosida Nazi
Nazi percaya bahwa ras Arya terancam oleh “percampuran ras” dan musuh internal, terutama orang Yahudi. Ideologi ini mendasari kebijakan Eugenika mereka, yang mencakup sterilisasi paksa dan program Euthanasia seperti Aktion T4, di mana orang yang di anggap tidak layak secara rasial dibunuh. Mereka juga mengeluarkan undang-undang rasial, seperti hukum Nuremberg tahun 1935, yang melarang pernikahan antar ras dan membatasi hak-hak orang Yahudi. Kebijakan ini memuncak pada Holocaust, pembantaian sistematis terhadap sekitar 6 juta orang Yahudi.
Konsep ras Arya yang di usung Nazi sepenuhnya di dasarkan pada sains semu dan mitos, dan tidak memiliki dasar ilmiah. Para ilmuwan modern telah membuktikan bahwa tidak ada ras “Arya” murni, dan teori rasial Nazi telah lama di tolak oleh komunitas akademik. Distorsi ini berujung pada salah satu tragedi terbesar dalam sejarah. Yaitu Holocaust, yang mengingatkan dunia akan bahaya penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk tujuan politik.
Warisan Distorsi Ideologi Arya
Meskipun konsep ras Arya yang di bawa oleh Nazi telah terbukti keliru, distorsi ini tetap membawa dampak panjang dalam sejarah. Penggunaan ideologi ini untuk melegitimasi kekerasan dan genosida menjadi pelajaran penting bagi dunia. Ironisnya, kini ada upaya serupa yang di lakukan oleh kelompok yang dulunya menjadi korban kebijakan rasial Nazi.
Sumber : Youtube