Berita Dunia Terkini – Pada tahun 2021, dunia menyaksikan momen dramatis yang mengubah pandangan banyak orang tentang kekuatan global. Ketika Amerika Serikat menarik mundur pasukannya dari Afghanistan, sebuah kejadian yang tak terbayangkan terjadi: Taliban, sebuah kelompok militan yang sebelumnya dianggap sebagai ancaman kecil, berhasil mengusir kekuatan adidaya dunia. Bagaimana mungkin sebuah kelompok lokal dengan ideologi dan keteguhan hati mampu menumbangkan negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia? Untuk memahami ini, kita perlu melihat sejarah panjang Afghanistan dan perjuangan melawan kekaisaran-kekaisaran besar.
Afghanistan telah lama dikenal sebagai “kuburan bagi para kekaisaran”. Negara ini, yang terletak di jantung Asia dan berbatasan dengan beberapa negara besar seperti Pakistan, Iran, dan Rusia, telah menjadi medan pertempuran bagi banyak kekuatan besar sepanjang sejarah. Baik Inggris Raya maupun Uni Soviet, dua kekuatan besar di masa lalu, pernah mencoba untuk menaklukkan Afghanistan, namun mereka semua gagal.
Inggris Raya dan Kegagalan dalam Perang Anglo-Afgan
Pada abad ke-19, Inggris Raya berusaha menguasai Afghanistan untuk mengamankan jalur perdagangan menuju India dan Asia Tengah. Tiga kali Inggris menginvasi Afghanistan: pada tahun 1839, 1878, dan 1919. Semua invasi ini berakhir dengan kegagalan dan menyebabkan korban jiwa yang besar. Perlawanan rakyat Afghanistan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh lokal, terutama dari kalangan suku dan agama, menggunakan taktik gerilya yang efektif untuk melemahkan pasukan penjajah.
Pada perang Anglo-Afgan pertama pada tahun 1839, Inggris menduduki Kabul dan mendirikan penguasa boneka. Namun, perlawanan rakyat Afghanistan yang dipimpin oleh pemimpin suku berhasil menggulingkan pasukan Inggris, yang memaksanya mundur dengan kerugian besar. Bahkan pada perang Anglo-Afgan ketiga di tahun 1919, meskipun Inggris berhasil memenangkan pertempuran, mereka akhirnya mengakui kemerdekaan penuh Afghanistan.
Uni Soviet dan Perang yang Menghancurkan
Pada 1979, Uni Soviet juga mengalami nasib serupa. Ketika pemerintah komunis Afghanistan meminta bantuan untuk melawan pemberontakan, Uni Soviet memutuskan untuk menginvasi Afghanistan. Meskipun dengan kekuatan militer yang sangat besar, pasukan Soviet tidak bisa mengalahkan pasukan Mujahidin yang menggunakan taktik gerilya. Setelah hampir satu dekade bertempur, pada 1989, Uni Soviet harus menarik pasukannya keluar dari Afghanistan dengan kekalahan memalukan.
Taliban: Kebangkitan Kekuatan Lokal
Setelah penarikan pasukan Soviet, kekosongan kekuasaan di Afghanistan di manfaatkan oleh kelompok Taliban. Meskipun awalnya diremehkan, Taliban berhasil menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan pada 1990-an. Kelompok ini, yang dididik dalam madrasah-madrasah di Pakistan dan Afghanistan, memiliki pengalaman panjang dalam perang gerilya, yang membuat mereka sangat tangguh di medan perang yang sulit.
Taliban menguasai medan pertempuran dengan pengetahuan lokal yang mendalam, menggunakan taktik gerilya dan pengetahuan medan yang sulit dijangkau oleh pasukan asing. Namun, yang lebih penting lagi adalah mereka berhasil memposisikan diri sebagai simbol nasionalisme lokal dan perlawanan terhadap kekuatan asing.
Intervensi Amerika Serikat dan Perlawanan yang Tak Terbendung
Pada tahun 2001, Amerika Serikat melancarkan invasi ke Afghanistan setelah serangan 11 September. Tujuan utama mereka adalah menggulingkan Taliban dan menghancurkan Al-Qaeda, yang saat itu berada di bawah perlindungan Taliban. Dalam beberapa bulan, pasukan Amerika berhasil menggulingkan rezim Taliban dari Kabul. Namun, kelompok ini tidak pernah benar-benar hilang.
Meskipun pasukan Amerika Serikat memiliki teknologi canggih dan kekuatan militer yang superior, Taliban berhasil bertahan. Mereka kembali beroperasi di daerah pedesaan, membangun kekuatan mereka, dan memulai pemberontakan yang berlangsung selama dua dekade. Ketika dunia mulai meremehkan mereka, Taliban kembali bangkit dengan strategi yang sangat sederhana namun mematikan: serangan kecil, penyergapan, dan taktik gerilya.
Ketekunan Taliban dan Kegagalan Amerika Serikat
Taliban menguasai medan perang dengan sangat baik. Mereka menggunakan pengetahuan tentang tanah Afghanistan yang berbatu dan pegunungan untuk melancarkan serangan yang sulit di antisipasi oleh pasukan asing. Meskipun pasukan Amerika menggunakan serangan udara yang masif dan mengandalkan teknologi canggih, mereka tidak dapat mengalahkan semangat perjuangan Taliban yang menganggap diri mereka sebagai pelindung tanah air dan penjaga tradisi.
Salah satu kekuatan terbesar Taliban adalah kemampuannya dalam memainkan narasi. Mereka memposisikan diri sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan asing, yang memberi mereka dukungan dari banyak elemen masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Dukungan ini sangat penting, karena memberikan mereka tempat untuk berlindung, logistik, dan informasi intelijen.
Akhir dari Perang yang Tak Terselesaikan
Setelah hampir 20 tahun perang, Amerika Serikat akhirnya menarik mundur pasukannya pada tahun 2021. Keputusan ini datang dengan kekalahan yang memalukan, dengan banyak peralatan militer bernilai miliaran dolar yang di tinggalkan begitu saja. Bandara Kabul menjadi saksi bisu dari kekacauan dan kepanikan yang terjadi saat pasukan Amerika dan diplomat-diplomat mereka melarikan diri dari negara yang telah mereka coba kuasai selama dua dekade.
Kesimpulan: Kemenangan yang Tidak Terduga
Kemenangan Taliban atas Amerika Serikat menandai akhir dari salah satu konflik militer terpanjang dalam sejarah Amerika. Namun, lebih dari sekadar kemenangan militer, ini adalah simbol kekuatan ideologi, keteguhan hati, dan perlawanan rakyat Afghanistan terhadap kekuatan besar dunia. Sejarah telah membuktikan bahwa Afghanistan, dengan segala kesulitannya, tidak pernah dapat di jinakkan oleh kekaisaran manapun.
Dengan kemenangan ini, Taliban tidak hanya mengalahkan Amerika Serikat secara militer, tetapi juga memposisikan diri mereka sebagai kekuatan politik yang tak terbantahkan di Afghanistan, sebuah simbol perlawanan terhadap dominasi asing yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Sumber : Youtube