Berita Dunia Terkini – Cina, negara dengan populasi terbesar kedua di dunia, telah mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Dari yang sebelumnya di anggap sebagai produsen murah, kini negara ini menjadi kekuatan ekonomi dan teknologi yang dominan di dunia. Namun, di balik kemajuan pesat tersebut, Cina kini menghadapi tantangan besar yang berkaitan dengan perubahan demografi yang bisa mempengaruhi masa depan ekonominya. Bagaimana negara ini menghadapi masalah penuaan populasi, serta apa peluang yang ada di baliknya?
Perkembangan Ekonomi Cina yang Mengagumkan
Sejak di mulainya reformasi ekonomi pada akhir 1970-an, Cina telah mengubah dirinya menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Dengan kombinasi kebijakan yang mendukung investasi asing dan reformasi sektor industri, Cina berhasil menjadi “pabrik dunia” dan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Perubahan ini telah meningkatkan taraf hidup jutaan orang, mengangkat mereka keluar dari kemiskinan, serta menciptakan kelas menengah yang besar.
Selain kemajuan ekonomi, Cina juga berkembang pesat dalam bidang teknologi. Berkat investasi besar dalam riset dan pengembangan, serta kebijakan yang mendukung industri, perusahaan-perusahaan seperti Huawei, Alibaba, dan Tencent kini menjadi pemain global yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Tantangan Demografi: Penuaan Populasi Cina
Namun, di tengah kemajuan ekonomi dan teknologi yang pesat, Cina harus menghadapi tantangan demografi yang semakin serius. Salah satunya adalah meningkatnya populasi yang menua. Pada tahun 2023, sekitar 97 juta orang di Cina berusia 60 tahun ke atas, yang berarti lebih dari 20% dari total populasi. Bahkan, pada tahun 2035, angka ini diperkirakan akan melonjak menjadi lebih dari 400 juta jiwa, atau sekitar 30% dari total penduduk.
Penuaan populasi ini membawa dampak yang signifikan bagi perekonomian. Terutama, dengan semakin sedikitnya angkatan kerja usia produktif, pertumbuhan ekonomi dapat terhambat. Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah tenaga kerja di Cina telah menurun, yang berdampak pada sektor-sektor penting seperti manufaktur dan konstruksi. Pada tahun 2022, angkatan kerja Cina tercatat 788 juta orang, turun dari puncaknya pada tahun 2015 yang mencapai 807 juta orang.
Peluang di Balik Silver Economy
Namun, penuaan populasi juga membuka peluang baru, yaitu munculnya silver economy atau ekonomi perak. Sektor ini mencakup produk dan layanan yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan orang tua. Seperti perawatan kesehatan, perumahan, hingga gaya hidup. Saat ini, nilai sektor ini di perkirakan mencapai sekitar 1 triliun Yuan, dan diprediksi akan tumbuh pesat menjadi 30 triliun Yuan pada tahun 2035. Potensi pertumbuhan ini menawarkan peluang besar di berbagai bidang, termasuk teknologi, perawatan kesehatan, dan industri terkait.
Meski demikian, penuaan populasi juga membawa tantangan serius bagi sistem sosial dan ekonomi Cina. Rasio ketergantungan, yang mengukur perbandingan antara penduduk usia produktif dan non-produktif, diperkirakan akan terus meningkat. Pada tahun 2020, rasio ketergantungan usia tua di Cina telah mencapai 20,8%, dan diperkirakan akan melonjak menjadi hampir 50% pada tahun 2050. Tekanan ini dapat mempengaruhi sistem jaminan sosial, seperti pensiun dan perawatan kesehatan.
Dampak Kebijakan Satu Anak dan Solusi yang Lambat
Perubahan demografi di Cina sebenarnya di mulai sejak diterapkannya kebijakan satu anak pada tahun 1979 untuk mengendalikan lonjakan populasi. Kebijakan ini berhasil menurunkan angka kelahiran, tetapi juga menimbulkan masalah sosial dan demografis, termasuk ketidakseimbangan gender yang signifikan. Rasio kelahiran anak laki-laki di Cina jauh lebih tinggi di bandingkan perempuan, menciptakan kesulitan sosial, seperti banyaknya pria yang kesulitan menemukan pasangan hidup.
Pada tahun 2016, Cina mulai melonggarkan kebijakan ini dengan mengizinkan pasangan memiliki dua anak. Pada tahun 2021, kebijakan tersebut di perlonggar lebih lanjut menjadi bebas jumlah anak. Namun, meskipun ada pelonggaran kebijakan, tingkat kelahiran tetap rendah, terutama di daerah perkotaan. Pada tahun 2021, Cina mencatatkan angka kelahiran terendah dalam beberapa dekade terakhir, yaitu hanya 10,62 juta kelahiran.
Persaingan Global: India Mengancam Posisi Cina
Dengan menurunnya populasi dan penuaan yang semakin cepat. Cina di perkirakan akan menghadapi penurunan jumlah angkatan kerja yang lebih drastis dalam beberapa dekade mendatang. Sementara itu, India, dengan populasi yang lebih muda dan tingkat kelahiran yang lebih tinggi, berpotensi menggantikan posisi Cina sebagai kekuatan ekonomi utama. India saat ini menikmati bonus demografi, dengan sebagian besar penduduknya berada pada usia produktif.
Meskipun India memiliki potensi demografis yang besar, negara ini juga menghadapi tantangan besar, seperti kemiskinan dan ketidaksamaan yang masih tinggi. Jika India dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan lapangan kerja yang cukup, maka ia berpotensi menjadi pesaing utama Cina di tingkat global.
Menghadapai Masa Depan: Kekuatan Teknologi dan Inovasi
Untuk mengatasi tantangan demografi, Cina berharap kemajuan teknologi dapat membantu mengurangi dampaknya. Robotika dan otomatisasi di sektor manufaktur, serta kecerdasan buatan di sektor kesehatan dan perawatan sosial, di harapkan dapat menggantikan kekurangan tenaga kerja yang di sebabkan oleh penuaan populasi. Namun, teknologi juga bisa menciptakan ketimpangan sosial baru, seperti pengangguran teknologi, yang harus di antisipasi dengan kebijakan yang tepat.
Dengan segala tantangan yang di hadapinya. Cina harus tetap berfokus pada inovasi dan teknologi untuk mempertahankan daya saingnya di kancah global. Jika negara ini dapat memanfaatkan potensi teknologi dan memperbaiki kebijakan sosial serta ekonomi, Cina mungkin bisa terus menjadi kekuatan dominan meskipun menghadapi perubahan demografi yang besar.
Kesimpulan: Masa Depan Cina dalam Genggaman Teknologi dan Kebijakan yang Tepat
Perubahan demografi yang terjadi di Cina memberikan gambaran tentang masa depan yang penuh tantangan. Meskipun penuaan populasi menciptakan peluang di sektor silver economy. Hal ini juga membawa dampak negatif pada tenaga kerja dan sistem sosial. Untuk tetap menjadi kekuatan global, Cina perlu fokus pada inovasi teknologi dan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kelahiran. Hanya dengan kebijakan yang tepat dan pemanfaatan teknologi, Cina dapat mengatasi tantangan ini dan tetap mempertahankan perannya di panggung dunia.
Sumber : Youtube