Berita Dunia Terkini – Perang antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 terus berlanjut meskipun Rusia memiliki kekuatan militer jauh lebih besar. Mengapa Rusia memilih untuk tidak menghancurkan Ukraina dengan cepat? Ada beberapa alasan strategis yang mendasari pilihan ini.
Ancaman NATO dan Keamanan Rusia’
Setelah berakhirnya Perang Dingin, ekspansi NATO ke Eropa Timur, termasuk Ukraina, dianggap sebagai ancaman langsung bagi Rusia. Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia tidak bisa menerima Ukraina menjadi bagian dari NATO. Meskipun Rusia memiliki senjata nuklir yang sangat kuat, penggunaan senjata tersebut dapat memicu eskalasi global, yang berisiko mengarah pada Perang Dunia Ketiga. Oleh karena itu, Rusia memilih untuk tidak menghancurkan Ukraina secara langsung.
Rusia sangat bergantung pada ekspor energi, terutama ke China dan India. Jika Rusia menggunakan senjata nuklir atau menghancurkan Ukraina sepenuhnya, hubungan ekonomi ini akan terganggu dan memperburuk sanksi internasional. Selain itu, dengan menghancurkan Ukraina, Rusia kehilangan potensi sumber daya penting seperti industri baja dan pertanian yang dapat dimanfaatkan setelah perang.
Strategi Bertahap dan Perang Psikologis
Rusia menerapkan strategi perang bertahap untuk melemahkan ketahanan mental Ukraina secara psikologis. Dengan serangan yang lebih perlahan, Rusia berharap bisa membuat Ukraina kelelahan dan akhirnya menyerah tanpa perlawanan lebih lanjut. Pendekatan ini juga memungkinkan Rusia menguji sejauh mana negara-negara Barat, terutama NATO, akan terlibat tanpa memicu konflik besar.
Tujuan Politik Jangka Panjang
Rusia tidak hanya ingin menguasai Ukraina, tetapi juga membentuk pemerintahan yang lebih pro-Rusia atau netral terhadap NATO. Menghancurkan Ukraina sepenuhnya akan merusak potensi integrasi negara ini ke dalam pengaruh Rusia. Dengan strategi bertahap, Rusia berusaha memengaruhi Ukraina secara politik tanpa menyebabkan permusuhan yang mendalam.
Bagi Ukraina, perang ini adalah perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan identitas nasional. Meski memiliki sejarah yang terkait erat dengan Rusia, Ukraina bertekad untuk menjaga kedaulatannya setelah meraih kemerdekaan pada 1991. Invasi Rusia pada 2022 dipandang sebagai ancaman langsung terhadap kebebasan yang telah diperjuangkan dengan susah payah.
Kesimpulan
Konflik ini bukan hanya soal militer, tetapi juga soal identitas, sejarah, dan geopolitik. Rusia memilih strategi bertahap untuk mencapai tujuan jangka panjangnya tanpa memicu kehancuran global. Bagi Ukraina, ini adalah perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan identitas, dan mereka bertekad tidak akan menyerah. Perang ini kemungkinan akan terus berlanjut dengan kedua belah pihak yang tidak ingin mundur.
Sumber : Youtube