Berita Dunia Terkini – Gaza (ANTARA) – Di tengah konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hamas, warga Palestina di Jalur Gaza masih menyimpan harapan untuk kembali menjalani kehidupan normal pada tahun 2024. Situasi kemanusiaan yang mencekam tidak memadamkan semangat mereka untuk bermimpi akan kedamaian dan kebangkitan kehidupan sehari-hari.
Harapan di Tengah Kegelapan Warga Palestina di Gaza
Shaimaa al-Yazgi, seorang ibu empat anak berusia 26 tahun, adalah salah satu dari sekian banyak warga Gaza yang terpaksa berpindah tempat tinggal akibat serangan udara Israel. Dalam perjalanan yang penuh ketidakpastian, ia telah berpindah sebanyak 11 kali demi menjaga keselamatan keluarganya. “Kami terkadang harus melarikan diri ke jalanan dan bersembunyi di rumah orang lain,” ungkapnya dengan nada sedih. Namun, di balik kesulitan itu, Shaimaa tetap optimis. “Setiap kali kami selamat dari serangan, saya merasa beruntung. Ini mendorong saya untuk tetap berharap bahwa kami akan selamat dari perang ini.”
Saat ini, Shaimaa tinggal di sebuah tenda sementara di Kota Rafah. Di sana, mereka menghadapi kelangkaan air, makanan, dan listrik. “Saya hanya ingin melanjutkan hidup,” katanya, meski tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kenangan yang Hilang Warga Palestina di Gaza
Di tempat lain, Mohammed Abu Hamda, seorang ayah berusia 59 tahun yang juga seorang pengungsi, merindukan momen-momen bahagia bersama keluarganya. “Biasanya pada malam tahun baru, saya di kelilingi oleh anak-anak dan cucu saya, merayakan dengan kue dan manisan,” kenangnya. Namun, saat ini, semua itu terasa seperti kenangan yang jauh. Meski kehilangan segalanya, Mohammed berharap bisa kembali ke kampung halamannya dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
Mariam al-Jamali, seorang remaja berusia 25 tahun, juga merindukan suasana tahun baru yang ceria. “Dulu, kami biasa merayakan di jalanan. Sekarang, tidak ada lampu dan orang-orang hanya sibuk menghadapi penderitaan mereka,” keluhnya. Mariam berharap agar perundingan gencatan senjata dapat mencapai titik terang, sehingga kehidupan di Gaza bisa kembali normal.
Penderitaan yang Berlanjut
Konflik yang di mulai pada 7 Oktober tahun lalu telah menyebabkan lebih dari 21.800 warga Palestina kehilangan nyawa. Selain itu, sekitar 1,9 juta orang, atau 85 persen dari total populasi Gaza, telah mengungsi. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) memperingatkan bahwa hampir separuh penduduk Gaza kini berada dalam kondisi kelaparan, dan banyak yang menghabiskan hari-hari tanpa makanan.
Dengan situasi yang semakin memburuk, UNRWA menyerukan komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Para warga Gaza mengharapkan bantuan tersebut dapat memberikan mereka kesempatan untuk hidup dan membangun kembali kehidupan mereka yang telah hancur.
Menuju 2024 dengan Harapan
Meskipun situasi di Gaza sangat sulit, harapan tetap ada di benak warganya. Mereka berdoa agar 2024 membawa perubahan positif, mengakhiri kekerasan, dan memberikan mereka kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Warga Gaza ingin kembali merasakan kebahagiaan dan keceriaan, berulang tahun dengan cara yang penuh cinta dan persatuan, bukan dengan ketakutan dan kehilangan. Semoga harapan ini tidak hanya menjadi impian, tetapi juga menjadi kenyataan.
Sumber : Tempo.co