Dampak Agresi: Menciptakan Ketidakpastian Ekonomi
Berita Dunia Terkini – Setahun setelah dimulainya konflik berkepanjangan di Gaza, dampak agresi Israel semakin terlihat, tidak hanya bagi rakyat Palestina tetapi juga bagi perekonomian Israel. Perang ini, yang oleh banyak pihak di anggap sebagai genosida, telah meninggalkan bayangan kelam yang menunjukkan bahwa miliaran dolar yang di habiskan untuk konflik ini menjadi beban berat bagi negara tersebut. Ketidakpastian yang ditimbulkan menciptakan suasana gelisah yang di rasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Optimisme yang Di pertanyakan Setahun Perang
Pada akhir September, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengklaim bahwa perekonomian negara tetap kuat meskipun di bawah tekanan perang. Namun, pandangan ini ditentang oleh banyak ahli ekonomi. Karnit Flug, mantan gubernur Bank of Israel, memperingatkan bahwa jika perang semakin intensif, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih besar. Kondisi di Gaza telah memburuk secara drastis, dan studi PBB menunjukkan bahwa Tepi Barat juga mengalami penurunan ekonomi yang cepat dan mengkhawatirkan. Realitas ini bertentangan dengan narasi optimis yang di sampaikan oleh pemerintah.
Krisis Kemanusiaan yang Mengguncang
Tidak ada tanda-tanda pemulihan yang terlihat dalam waktu dekat. Ekonom politik Shir Hever menegaskan bahwa krisis ini hanya akan semakin memburuk. Dia mencatat bahwa indikator-indikator ekonomi menunjukkan gambaran yang suram, dengan investasi asing yang menurun dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Saat ini, lebih dari 85.000 orang telah kehilangan pekerjaan, dan sekitar 250.000 orang mengungsi di dalam negeri. Ini menciptakan situasi kemanusiaan yang memprihatinkan, di mana banyak keluarga terpaksa berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
Biaya Setahun Perang yang Menghancurkan
Biaya perang ini telah mencapai angka yang mencengangkan, dengan kerugian ekonomi di perkirakan mencapai lebih dari 67 miliar dolar AS. Bank of Israel bahkan memperkirakan bahwa biaya perang bisa mencapai 66 miliar dolar, setara dengan 12% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Israel. Meskipun Smotrich optimis bahwa ekonomi akan pulih, banyak ekonom khawatir bahwa kerusakan yang di akibatkan oleh konflik ini akan memakan waktu lama untuk di perbaiki. Beberapa analis bahkan memperingatkan bahwa biaya ini akan terus meningkat seiring berlanjutnya konflik.
Eksodus Warga: Mencari Keamanan di Tempat Lain
Dampak dari konflik ini juga terasa pada meningkatnya angka eksodus warga Israel. Banyak yang memilih untuk meninggalkan negara demi melindungi keluarga dari ketidakpastian. Fenomena ini mencerminkan suasana ketidakpastian dan ketakutan mengenai masa depan. Banyak warga membeli tiket sekali jalan, menandakan bahwa mereka tidak yakin akan stabilitas negara mereka di masa depan. Ini adalah tanda bahwa kepercayaan masyarakat terhadap masa depan Israel semakin menipis.
Ketidakpercayaan yang Meluas
Indikator ekonomi yang buruk hanyalah sebagian dari cerita yang lebih besar. Banyak warga kehilangan kepercayaan bahwa Israel akan dapat pulih dari krisis ini. Mereka enggan berinvestasi atau merencanakan masa depan keluarga. Hever menyatakan, “Orang-orang tidak ingin membesarkan anak-anak mereka di Israel, dan ini berarti krisis ekonomi hanya akan semakin memburuk.” Masyarakat merasa terjebak dalam situasi tanpa harapan.
Upaya Pemerintah dan Harapan yang Memudar
Di tengah situasi yang mengkhawatirkan, pemerintah Israel berusaha menghadapi tantangan dengan berbagai cara, termasuk mengancam untuk mengambil dana pensiun warga untuk di gunakan dalam mendukung ekonomi. Namun, pendekatan ini hanya menambah ketidakpastian dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat. Keputusan semacam ini semakin memperburuk persepsi publik mengenai keberlanjutan dan stabilitas negara.
Jalan yang Panjang Menuju Pemulihan Setahun Perang
Kesimpulannya, setahun setelah di mulainya perang, dampak agresi Israel terhadap Gaza terasa di kedua belah pihak. Biaya perang yang tinggi, penurunan investasi, dan eksodus warga menunjukkan bahwa Israel menghadapi tantangan ekonomi yang serius. Masa depan perekonomian Israel kini tampak semakin tidak pasti, menambah kompleksitas terhadap konflik yang terus berlangsung. Dengan tidak adanya solusi yang jelas, beban psikologis dan ekonomi ini hanya akan semakin berat di masa depan. Dialog dan pemulihan menjadi kebutuhan mendesak untuk menciptakan stabilitas di kawasan yang telah lama dilanda ketegangan.
Sumber : Tempo.co