Berita Dunia Terkini – Selama beberapa pekan terakhir, suasana di Yordania mengalami perubahan yang mencolok. Di tengah protes pro-Palestina yang marak di ibu kota, banyak warga merasa terpaksa mendukung Hizbullah secara diam-diam. Artikel ini akan mengupas alasan di balik fenomena ini, yang mencerminkan ketegangan politik dan sosial yang kompleks di kawasan tersebut.
Frustrasi dengan Perang yang Di gelorakan Israel
Di pusat kota Amman, alun-alun di luar Masjid al-Husseini biasanya ramai dengan pengunjuk rasa yang menyerukan dukungan untuk Palestina. Namun, akhir pekan ini suasana tampak lebih tenang. Ahmed, seorang pedagang buku berusia 50 tahun, menjelaskan bahwa ketenangan ini muncul dari “kejutan dan keputusasaan” setelah serangan. Israel ke Lebanon serta kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Meski demikian, dia memperkirakan bahwa setelah salat Jumat, kemarahan akan kembali membara, memicu protes yang lebih besar.
Penampilan wakil kepala Hizbullah, Naim Qassem, di televisi baru-baru ini juga membangkitkan harapan di kalangan pendukung Hizbullah. Banyak yang melihatnya sebagai tanda bahwa kelompok tersebut masih merupakan “kekuatan tempur” yang penting. Oleh karena itu Ini menunjukkan betapa kuatnya perasaan solidaritas di kalangan warga Yordania terhadap konflik yang lebih luas di kawasan.
Persatuan Rakyat Yordania untuk Melawan Israel
Dukungan terhadap Hizbullah di Yordania tidaklah seragam. Meskipun pada tahun 2006 banyak warga. Yordania mendukung kelompok bersenjata tersebut, pandangan ini mulai berubah setelah Hizbullah terlibat dalam konflik di Suriah. Namun, ada segmen-segmen tertentu yang tetap vokal dalam dukungannya. Pada hari Sabtu lalu, demonstran berkumpul di luar Masjid al-Kalouti dekat kedutaan besar Israel, mengangkat plakat bergambar Nasrallah dan meneriakkan slogan-slogan pro-Hizbullah.
Ahmed mencatat bahwa meskipun banyak yang tidak mengungkapkan dukungan mereka secara terbuka, rakyat. Yordania secara umum bersatu dalam mengutuk agresi Israel terhadap negara-negara Arab. Ini menciptakan atmosfer di mana banyak orang merasa terpaksa untuk mendukung Hizbullah, tidak hanya karena afiliasi ideologis, tetapi juga sebagai reaksi terhadap tindakan Israel.
Rakyat Yordania Invasi Israel ke Lebanon
Hussein Amer, seorang pria berusia 26 tahun yang bekerja di sektor perhotelan, menyatakan bahwa protes yang di rencanakan pada hari Jumat ini tidak sepenuhnya berkaitan dengan Hizbullah. Dia menekankan bahwa ini lebih merupakan respons terhadap “apa yang terus dilakukan Israel di Timur Tengah.” Amer, yang memiliki darah campuran Yordania dan Palestina, merasakan dampak langsung dari perang di Gaza, yang membuatnya semakin peka terhadap ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina.
Sumber : Tempo.co