Berita Dunia Terkini – Kampung Bena terletak di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, sebagai perkampungan tradisional mencerminkan peradaban serta budaya zaman batu. Kampung ini bagaikan kanvas waktu yang membeku, menyuguhkan portal ke masa lalu serta menceritakan kisah-kisah terjaga selama ribuan tahun. Dengan keunikan arsitektur rumah adat dan penataan desa khas, Bena menjadi salah satu saksi bisu kebudayaan masyarakat Megalitikum.
Arsitektur dan Penataan Desa yang Khas
Salah satu daya tarik utama Kampung Bena adalah arsitektur rumah adatnya. Rumah-rumah di sini dibangun dari bahan alami seperti kayu dan bambu, dengan atap dari ilalang. Kampung ini menjadi tempat tinggal bagi suku Dizi, tersegmentasi dalam beberapa sub-suku, terlihat dari jumlah undakan tanah yang mereka huni. Desain serta orientasi rumah mengikuti aturan tradisional ketat, mencerminkan kosmologi dan kepercayaan masyarakat setempat.
Sekitar 45 rumah adat berdiri di kampung ini, dibangun di atas tanah berundak untuk menyesuaikan kontur alam. Arsitektur sederhana, dengan satu pintu gerbang serta bangunan panggung runcing, dirancang menghindari kelembaban dan serangan hewan. Atap tinggi meruncing tidak hanya berfungsi melindungi dari hujan serta panas, tetapi juga memiliki nilai simbolis dalam kepercayaan masyarakat.
Hubungan dengan Leluhur dan Upacara Adat
Di tengah kampung terdapat dua bangunan penting, Baga dan Ngadu Baga, di gunakan sebagai tempat upacara adat berkomunikasi dengan leluhur. Penataan rumah di kampung Bena mengelilingi area terbuka di hiasi formasi batu megalit sarat nilai sejarah. Batu-batu ini bukan benda mati, tetapi sarana komunikasi antara masyarakat serta leluhur, juga bagian dari ritual yang masih di praktikkan hingga kini.
Kepercayaan terhadap leluhur menjadi salah satu ciri khas masyarakat Kampung Bena. Meskipun banyak warga memeluk agama Kristen, mereka tetap mempertahankan praktik serta kepercayaan tradisional di wariskan turun-temurun. Masyarakat percaya leluhur merupakan penghubung antara dunia fisik dan spiritual, menjadikan upacara adat bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
\Karya Seni Menggambarkan Identitas
Kampung Bena terkenal dengan kerajinan tenun ikat memiliki motif dan warna khas. Teknik pembuatan tenun ikat di wariskan dari generasi ke generasi, setiap motif sering kali menggambarkan alam atau simbol-simbol memiliki makna tertentu. Bagi masyarakat Bena, kain tenun ikat bukan hanya pakaian sehari-hari, tetapi juga simbol status sosial serta identitas etnik.
Para wanita di Kampung Bena diwajibkan memiliki keahlian menenun, menghasilkan kain tenun dengan teknik tradisional. Menggunakan pewarna alami, setiap lembar kain tidak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga nilai estetika ramah lingkungan. Kain tenun ikat Bena telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional dan internasional sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, menjadikannya oleh-oleh populer bagi para wisatawan.
Menghargai Warisan Budaya
Kampung Adat Bena merupakan contoh nyata kekayaan budaya serta tradisi Indonesia yang masih terjaga hingga kini. Dengan arsitektur unik, kepercayaan mendalam terhadap leluhur, serta kerajinan tenun ikat indah, Kampung Bena bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat belajar serta menghargai warisan budaya tak ternilai. Mengunjungi Bena adalah perjalanan menelusuri jejak sejarah dan merasakan kedalaman kebudayaan telah bertahan selama ribuan tahun.
Sumber : Youtube