Berita Dunia Terkini – Dhaka, ibu kota Bangladesh, adalah salah satu kota terbesar dan paling dinamis di Asia Selatan. Dengan sejarah yang kaya dan budaya yang beragam, Dhaka menawarkan perpaduan unik antara tradisi lama dan modernitas.
Sebagai pusat ekonomi, politik, dan budaya Bangladesh, Kota Dhaka juga di kenal sebagai salah satu kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia, dihuni oleh lebih dari 20 juta orang.
Kota Dhaka memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak abad ke-7 Masehi. Selama pemerintahan Mughal pada abad ke-17, Kota Dhaka mengalami perkembangan pesat dan menjadi pusat perdagangan serta administrasi penting.
Bangunan bersejarah seperti Benteng Lalbagh dan Masjid Tara masih berdiri sebagai saksi kejayaan masa lalu.
Kota ini terletak di dataran rendah Delta Sungai Gangga dan Brahmaputra, salah satu sistem delta terbesar di dunia, serta di lalui oleh Sungai Buriganga, anak sungai dari Sungai Daleswari.
Pencemaran Sungai Buriganga
Sungai Buriganga, yang dahulu menjadi sumber kehidupan serta pusat perdagangan, kini menghadapi masalah serius.
Sungai ini termasuk salah satu yang paling tercemar di dunia, dengan limbah kimia, plastik, minyak, dan limbah medis menyumbang pencemaran yang berat.
Setiap hari, Dhaka membuang sekitar 4.500 ton limbah padat ke Buriganga, mempengaruhi sekitar 4 juta penduduk kota yang terpapar pencemaran air.
Ekonomi Kota Dhaka
Kota Dhaka adalah jantung ekonomi Bangladesh dengan berbagai industri utama seperti tekstil, garmen, dan teknologi informasi.
Kawasan bisnis seperti Motihell dan Gulshan adalah pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan. Selain itu, Dhaka juga dikenal sebagai pusat pendidikan dengan adanya universitas ternama seperti Universitas Dhaka dan Institut Teknologi Bangladesh.
Sebagai kota metropolitan berkembang pesat, Kota Dhaka menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur hingga transportasi.
Kemacetan lalu lintas serta kepadatan penduduk menjadi masalah utama. Jumlah penduduk terus meningkat mempengaruhi kualitas hidup di kota ini, di mana becak serta kendaraan bergerak lambat sering mengakibatkan kemacetan parah.
Upaya Mengatasi Kemacetan
Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, pemerintah Kota Dhaka telah merencanakan proyek infrastruktur besar seperti jalan layang dan kereta Metro.
Namun, kemajuan dalam proyek-proyek ini masih jauh dari memadai. Kecepatan rata-rata kendaraan di Dhaka turun drastis dari 21 km/j pada tahun 2007 menjadi 4,8 km/j pada tahun 2022, menjadikannya sebagai kota paling lambat di dunia menurut studi biro riset ekonomi nasional Amerika Serikat.
Sistem Transportasi Umum yang Bermasalah
Sistem transportasi umum di Dhaka, termasuk bus, menghadapi berbagai masalah. Proyek percontohan seperti Dhaka Nagar Paribahan yang di luncurkan pada tahun 2021 dan 2022 gagal karena persaingan tidak sehat antara bus-bus swasta hingga masalah operasional.
Kualitas layanan bus sangat buruk, dengan kondisi bus yang kotor jadi tidak layak pakai, serta pengemudi yang sering mengabaikan aturan.
Sebagai dampak dari buruknya sistem transportasi umum, banyak penduduk yang beralih ke mobil pribadi. Jumlah mobil pribadi di jalan-jalan Dhaka meningkat pesat dari 160.000 pada tahun 2010 menjadi 336.000 pada tahun 2023.
Meskipun jalan tol dan jalan layang di bangun untuk mengatasi kemacetan. Kenyataannya, jalan-jalan tersebut seringkali di penuhi mobil pribadi, yang memperburuk kemacetan lalu lintas.
Sumber : Youtube