Berita Dunia Terkini – Kota Baghdad adalah kota terbesar kedua di kawasan Timur Tengah setelah Kairo, sekaligus ibu kota Irak yang modern. Namun lebih dari sekadar pusat administratif, Baghdad adalah kota penuh legenda. Disebut sebagai “Kota 1001 Malam”, julukan ini bukan sekadar mitos. Dalam sejarah, Baghdad pernah bersinar terang sebagai mercusuar ilmu pengetahuan, seni, dan budaya selama abad keemasan Islam.
Terletak di jantung geografis Irak, tepat di tepi Sungai Tigris, Baghdad menjadi pusat yang menghubungkan wilayah utara, selatan, timur, dan barat negara tersebut. Sungai Tigris tidak hanya membelah kota menjadi dua—Karkh di barat dan Rusafa di timur—tetapi juga menjadi sumber kehidupan yang vital sejak ribuan tahun lalu.
Geografi dan Letak Strategis
Luas Baghdad sekitar 673 km², hampir setara gabungan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Secara topografis, kota ini terletak di dataran rendah aluvial dengan ketinggian rata-rata 34 meter di atas permukaan laut. Sungai Tigris memberikan kesuburan di sekitarnya, namun wilayah di luar zona riparian didominasi oleh tanah keras, padang pasir, dan dataran garam.
Letaknya yang strategis menjadikan Baghdad sebagai titik temu penting dalam jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Persia, Suriah, dan Jazirah Arab.
Awal Mula Baghdad: Kota Bundar Sang Khalifah
Baghdad didirikan pada tahun 762 M oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah. Ia merancang kota ini sebagai pusat baru yang menggantikan Kufa dan Harran. Kota ini dibangun dengan desain geometris berbentuk lingkaran besar berdiameter sekitar 2,7 km dan diberi nama Madinat Al-Salam atau Kota Perdamaian.
Baghdad dilengkapi dengan tiga lapis tembok dan empat gerbang utama: Gerbang Basra, Kufa, Syam, dan Khorasan, yang mengarah ke berbagai wilayah kekhalifahan. Di tengah kota berdiri istana khalifah, masjid agung, dan pasar yang menjadi pusat kegiatan politik, agama, dan ekonomi.
Masa Keemasan: Baghdad Sebagai Pusat Dunia
Seiring waktu, Baghdad tumbuh menjadi kota kosmopolitan yang menarik para pedagang, ilmuwan, dan seniman dari berbagai penjuru dunia: Persia, India, Tiongkok, Yunani, hingga komunitas Kristen Timur. Di sinilah muncul Bayt Al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan), pusat penerjemahan dan penelitian yang melegenda.
Ilmuwan seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Khawarizmi melahirkan terobosan besar dalam ilmu pengetahuan dari tempat ini. Dari matematika, astronomi, kedokteran hingga filsafat berkembang pesat di Baghdad, menjadikannya kota paling maju di dunia saat itu—bahkan ketika Eropa masih berada dalam “zaman kegelapan”.
Kemunduran dan Kehancuran
Namun, kejayaan itu tak abadi. Tahun 1258, Baghdad dihancurkan oleh pasukan Mongol di bawah Hulagu Khan. Dalam hitungan hari, kota ini luluh lantak, dan ratusan ribu orang tewas. Bayt Al-Hikmah dibakar habis, dan tinta buku-buku yang dibuang ke Sungai Tigris konon membuat airnya berubah hitam.
Setelah itu, Baghdad dikuasai silih berganti oleh Ilkhanat, Timurid, hingga akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman pada tahun 1534. Meskipun sempat di bangun kembali, Baghdad tak pernah kembali ke kejayaan masa lalunya.
Masa Kolonial dan Kemerdekaan Irak
Pada abad ke-19, Baghdad melemah secara administratif hingga akhirnya di kuasai Inggris selama Perang Dunia I. Setelah perang berakhir, Inggris membentuk Mandat Irak dan menempatkan Raja Faisal I sebagai pemimpin. Irak merdeka pada tahun 1932, dan Baghdad di tetapkan sebagai ibu kota.
Sebagai pusat pemerintahan, kota Baghdad menjadi rumah bagi parlemen, istana presiden, kantor perdana menteri, dan lembaga-lembaga penting negara lainnya.
Gejolak Politik Modern dan Kota yang Bertahan
Setelah runtuhnya rezim Saddam Hussein pada 2003 akibat invasi AS, Irak memasuki era baru sebagai republik parlementer. Namun transisi ini tidak mulus. Kekosongan kekuasaan memicu konflik antar kelompok politik berbasis agama dan etnis. Di Baghdad, persaingan antara Syiah, Sunni, dan Kurdi begitu terasa dan sering menimbulkan ketegangan.
Kondisi Sosial dan Budaya Kota Baghdad Hari Ini
Pada 2023, kota Baghdad di huni oleh sekitar 8,1 juta jiwa, menjadikannya kota terpadat kedua di Timur Tengah setelah Kairo. Komposisi penduduknya mencerminkan keragaman Irak: mayoritas Arab, tetapi juga ada Kurdi, Turkmen, Asyur, dan Armenia. Umat Muslim menjadi mayoritas, terbagi dalam kelompok Syiah dan Sunni, di samping komunitas kecil Kristen, Yazidi, dan Mandaean.
Bahasa utama adalah Arab, namun bahasa Kurdi dan Turkmen juga di gunakan di beberapa lingkungan, mencerminkan keragaman budaya yang khas kota Baghdad.
Warisan Budaya dan Fakta Menarik tentang Baghdad
-
Kota Bundar: Baghdad adalah satu dari sedikit kota yang sejak awal di rancang berbentuk lingkaran sempurna—sebuah keajaiban arsitektur Islam klasik.
-
Nama Persia: Nama “Baghdad” berasal dari bahasa Persia kuno, Bagh (taman) dan Dad (pemberian), berarti “Taman yang Di berikan Tuhan”.
-
Pusat Ilmu Dunia: Pada abad ke-9, Baghdad memiliki populasi lebih dari 1 juta jiwa—terbesar di dunia saat itu—dan perpustakaan terbesar, mengalahkan Constantinopel dan Chang’an.
-
Komunitas Yahudi: Sebelum pertengahan abad ke-20, hampir sepertiga penduduk Baghdad adalah Yahudi, menjadikannya salah satu komunitas Yahudi terbesar di dunia Arab.
-
Maqam Irak: Baghdad adalah pusat Maqam Irak, genre musik tradisional yang telah di akui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
-
Menara Baghdad: Di bangun pada 1994, menara setinggi 204 meter ini pernah menjadi simbol modernisasi, meski kini terbengkalai pasca invasi.
-
Terowongan Rahasia Saddam: Di bawah Baghdad terdapat jaringan bunker dan terowongan luas warisan era Saddam Hussein, di temukan setelah invasi 2003.
Penutup: Baghdad, Kota yang Tak Pernah Mati
Baghdad bukan sekadar ibu kota. Ia adalah simbol kejayaan masa lalu, cermin dari kompleksitas masa kini, dan harapan untuk masa depan yang lebih damai. Meski pernah hancur berkali-kali, kota Baghdad selalu bangkit—mewarisi semangat para ilmuwan, seniman, dan pemikir yang menjadikannya pusat dunia.
Sebagaimana kisah 1001 malam yang tak pernah usai, demikian pula kisah Baghdad—abadi dalam ingatan, dan tak pernah benar-benar padam.
Sumber : Youtube.com