Berita Dunia Terkini – Pada Minggu, 4 Mei, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan sebuah langkah kontroversial yang dapat mengubah arah industri film global. Ia mengusulkan penerapan tarif 100% untuk film-film yang diproduksi di luar negeri. Sebuah kebijakan yang bertujuan untuk melindungi dan menyelamatkan industri film dalam negeri yang menurutnya tengah menghadapi penurunan tajam.
Mendorong Kembali Industri Film AS
Menurut Trump, industri film Amerika saat ini berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Ia menyatakan bahwa industri ini mengalami “kematian yang sangat cepat,” dengan banyak produksi film AS yang memilih untuk berlokasi di luar negeri. Salah satu penyebab utama yang disoroti Trump adalah adanya insentif yang ditawarkan oleh negara-negara lain, yang di anggap telah mengalihkan banyak produksi film AS ke luar negeri.
Trump menegaskan bahwa ia telah memberikan instruksi kepada berbagai lembaga terkait, termasuk Departemen Perdagangan, untuk segera memproses penerapan tarif tersebut. Namun, meskipun langkah tersebut telah di umumkan, belum ada rincian lebih lanjut mengenai bagaimana kebijakan ini akan di laksanakan secara konkret.
Inisiatif untuk Menghidupkan Kembali Hollywood
Sebelum mengumumkan tarif tersebut, Trump telah menunjuk tiga veteran Hollywood—John Fight, Sylvester Stallone, dan Mel Gibson. Untuk memimpin inisiatif besar dalam usaha untuk menghidupkan kembali industri film AS yang saat ini di anggap lesu. Tugas mereka adalah mencari cara untuk meningkatkan produksi film di dalam negeri dan mengembalikan momentum Hollywood yang sempat meredup.
Kondisi industri film di Los Angeles memang mencerminkan kekhawatiran Trump. Produksi film dan televisi di kota ini telah mengalami penurunan hampir 40% dalam dekade terakhir. Pemulihan setelah mogok kerja penulis dan aktor pada 2023 berjalan sangat lambat. Ditambah lagi, dampak dari kebakaran hutan besar pada awal tahun 2025 semakin memperparah kondisi tersebut. Dengan banyak kru dan pekerja teknis yang memilih untuk meninggalkan kota.
Dampak Kebijakan Proteksionis terhadap Industri Film Global
Salah satu alasan utama di balik migrasi produksi film ke luar negeri adalah insentif pajak dan subsidi tunai yang di tawarkan oleh negara-negara lain. Negara-negara ini berlomba-lomba untuk menarik produksi film dengan memberikan berbagai kemudahan fiskal. Dengan harapan bisa mengamankan bagian yang lebih besar dari pasar global konten film yang di perkirakan akan mencapai 248 miliar dolar AS pada 2025.
Namun, kebijakan proteksionis yang di usulkan Trump ini mendapat kritik tajam dari beberapa ekonom dan pengamat industri. William Reigns, mantan pejabat senior Departemen Perdagangan yang kini beralih menjadi peneliti di Center for Strategic and International Studies. Memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat memicu pembalasan dari negara-negara lain. Menurut Reigns, potensi pembalasan tersebut bisa menjadi bencana bagi industri hiburan AS, yang selama ini sangat bergantung pada pasar internasional.
Tantangan yang Dihadapi
Kebijakan tarif 100% terhadap film asing jelas menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, ini bisa menjadi langkah drastis yang membantu industri film AS bertahan di tengah persaingan global yang semakin ketat. Namun, di sisi lain, ini bisa mengancam hubungan perdagangan internasional dan memperburuk ketegangan ekonomi yang sudah ada.
Industri film adalah sektor yang sangat global, dengan banyak perusahaan produksi AS yang menjalin kerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia. Jika negara-negara lain memutuskan untuk menanggapi kebijakan ini dengan cara serupa. Dampaknya bisa meluas ke seluruh industri hiburan global, yang bisa saja membuat banyak film AS kehilangan pangsa pasarnya di luar negeri.
Kesimpulan: Jalan Menuju Pemulihan yang Tidak Mudah
Meskipun niat di balik kebijakan ini adalah untuk menyelamatkan industri film dalam negeri. Tantangan yang di hadapi oleh Trump dan para pemimpin Hollywood dalam mewujudkan tujuan ini akan sangat besar. Selain masalah proteksionisme, faktor eksternal seperti bencana alam dan dinamika pasar global juga akan memengaruhi efektivitas kebijakan ini.
Untuk saat ini, rencana penerapan tarif 100% terhadap film asing masih dalam tahap pembahasan. Hanya waktu yang akan menunjukkan apakah langkah ini akan berhasil atau justru menambah kesulitan bagi industri film AS yang sudah terpuruk.
Sumber : Youtube.com